ruang

Sengit! Jelang Debat Pilkada Sidoarjo, Tim Paslon Saling Serang di Dialog Publik

Pra Debat publik Pilkada Sidoarjo 2024
Dialog publik jelang debat Pilkada Sidoarjo memanas saat tim pemenangan Paslon BAIK dan SAE saling serang. Isu korupsi, CSR, dan RTH jadi sorotan utama.
Ruang redaksi
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Dialog Publik Tim Pemenangan Baik dan SAE jelang debat perdana Paslon, dengan tema “Sidoarjo Dalam Perspektif Good Government” tata kelola pemerintahan dan pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat, khususnya warga Sidoarjo, berlangsung di Lesehan Joglo, Desa Sumput, Sidoarjo, Jumat malam (18/10).

Dialog publik ini merupakan ajang pemanasan menjelang Debat Terbuka kedua Paslon yang diselenggarakan oleh KPU Sidoarjo besok. Dialog ini menghadirkan narasumber dari Juru bicara (Jubir) Paslon 1 BAIK yakni Nanang Haromain dan Aulia Mawardhika, serta dari Paslon 2 SAE yang dihadiri Samhad Sekretaris Tim Pemenangan SAE dan Aditya Nindyatman Penasihat SAE, dipandu oleh Achmad Junaidi alias Cak Jun, seorang presenter tv lokal.

Suasana dialog ini, nuansanya laksana debat yang cukup sengit antar kedua tim pemenangan paslon, undangan aktivis, relawan dan simpatisan dari kedua pihak paslon Pilkada Sidoarjo.

Dalam dialog yang disampaikan oleh masing – masing Tim Pemenangan paslon, menarik dicermati dan menjadi perhatian sejumlah tamu undangan, untuk mengkritisi tentang masih banyak dan lambannya pembangunan di Sidoarjo. Mereka menanyakan komitmen bupati dan wakil bupati yang memimpin Sidoarjo selama ini dalam beberapa periode.

Bahkan, dalam dialog ini juga sempat diwarnai saling serang tidak hanya datang dari masing – masing narasumber paslon pemenangan, saling serang pertanyaan juga datang dari undangan penanya.

Pertanyaan kritis diantaranya tentang transparansi CSR, minimnya RTH (Ruang Terbuka Hijau), komitmen calon bupati dan wakil bupati untuk tidak ada lagi korupsi seperti yang terjadi pada 3 bupati sebelumnya, hingga menanyakan tentang cukup tingginya angka pengajuan perceraian di Sidoarjo selama 6 bulan terahir, serta minimnya melibatkan kaum perempuan.

Dimana pertanyaan tersebut dilontarkan oleh aktivis PKS (Partai Keadilan Sosial) Sidoarjo yang sengaja ditujukan untuk Paslon 1, dimana Subandi selama 6 bulan menjabat Plt. Bupati Sidoarjo. Dan tak ayal pertanyaan tersebut dijawab oleh tim pemenangan Paslon 1 yang mengatakan, soal perceraian bukan sepenuhnya tanggungjawab bupati dan wakil bupati, melainkan itu maslah pribadi masing – masing pasutri, serta menampik minimnya peran perempuan dengan menyebutkan Paslon 1 terdapat wabup perempuan, yakni Mimik Idayana, dan memastikan peran wabup Mimik akan lebih mengoptimalkan peran perempuan serta peningkatan kesejahteraan dari kaum perempuan, untuk turut serta dalam pembangunan Sidoarjo nantinya.

Baca Juga  Bawaslu Sidoarjo Periksa Terlapor Kampanye di Acara Kubroan, Ini Klarifikasi Ainun Jariyah

Topik pertanyaan yang termenarik dilontarkan, terkait Kasus Korupsi yang menerpa 3 Bupati Sidoarjo selama ini. Bagi tamu undangan penanya, karena kasus korupsi bupati yang sudah dianggapnya menjadi headtrick mencoreng dan memalukan bagi warga Sidoarjo, tidak adanya bukti komitmen sungguh – sungguh dan tidak ada keseriusan tidak melakukan korupsi.

Oleh tim pemenangan Paslon 1 menanggapi, selama Cabup (Calon Bupati) Subandi mulai menjadi ketua RW hingga menjabat wakil bupati dan Plt, secara kenyataan tidak memiliki catatan korupsi. Bila nantinya Subandi-Mimik memenngi Pilkada dan dilantik menjadi bupati wabup, akan menjalankan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, bahkan warga Sidoarjo diajak untuk terlibat aktif turut serta mengawasinya.

Sedangkan oleh Paslon 2 SAE, komitmen tingginya untuk tidak melakukan korupsi, dan dengan memperkuat fungsi pengawasan parlemen (DPRD) terhadap kinerja pejabat daerah untuk transparan dan menjaga akuntabilitas pemerintah daerah.

Meskipun pihaknya sempat diserang dengan pertanyaan, kesan yang muncul ke permukaan bahwa bupati Syaiful Illah yang terjerat korupsi, yang tidak lain ayah dari Cabup SAE, tim pemenangan SAE mencoba meminimalisir hal tersebut dengan meyakinkan tidak dapat disamaratakan bahwa Cabup SAE dengan janji tidak akan melakukan korupsi pula. Meskipun hal tersebut menjadi komoditas kampanye politik Paslon lawannya di Pilkada Sidoarjo kali ini.

Terkait RTH, tim pemenangan Paslon 1 secara umum menyampaikan akan membangun RTH yang lebih banyak lagi di setiap kecamatan, yang nantinya dapat dirasakan dan dinikmati oleh warga Kec. Tarik dan sekitarnya, dijadikan sebuah RTH yang mampu menjadi aktualisasi diri, sebagai tempat healing bagi anak muda dan keluarga yang tidak perlu jauh-jauh healing di pusat kota kabupaten Sidoarjo, atau ke kawasan RTH di Surabaya, untuk bisa membuat nyaman dan layak untuk hidup bersama-sama.

Baca Juga  KPU Sidoarjo Pasang Alat Peraga Kampanye Pilkada 2024: Subandi-Mimik vs Iin-Edy

Sedangkan RTH bagi Paslon 2, akan lebih banyak penguatan Perda (Peraturan Daerah) yang lebih maksimal, dan merevitalisasi RTH yang sudah ada, serta pemanfaatan lahan hijau yang selama ini “tidur” untuk dihidupkan.

Terkait dana CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan, terhadap komunitas dan lingkungan dalam segala aspek terhadap masalah-masalah yang berdampak pada lingkungan masyarakat sekitarnya.

Terkait dengan dana CSR, bagi Paslon 1 BAIK, dalam visi, misi, dan dari 14 program kerjanya, untuk memperbanyak dan memaksimalkan CSR, pihaknya terus melakukan pembangunan infrastruktur jalan yang memadai dan kondisi baik, untuk menghadirkan kenyamanan investor lebih banyak lagi yang membawa dampak peningkatan angka CSR.

Tim pemenangan Paslon 1 BAIK menawarkan dan mengajak Peran serta masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengawasan alokasi CSR hingga pemanfaatan dana CSR untuk kepentingan warga Sidoarjo.

Sedngka bagi tim pemenangan Paslon 2 SAE, akan lebih memaksimalkan penguatan Perda CSR yang dananya untuk dimanfaatkan kepentingan kelompok – kelompok warga Sidoarjo yang lebih bermanfaat lagi.

Selain itu, bila Paslon 2 SAE nantinya terpilih, mempunyai program dana dusun senilai Rp.300 sampai 500 juta per tahun dari pemerintah kabupaten, dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok – kelompok warga Sidoarjo.

Dialog suasana debat yang makin memuncak panas tersebut, kemudian diredakan dengan closing statement oleh kedua tim pemenangan paslon, dan diakhiri dengan ajakan bersama kampanye damai, dan suasana berkembang surut menjadi sejuk kembali saat lagu “Kemesraan” ciptaan Iwan Fals sebgai penutup dialog, dinyanyikan bersama – sama seiisi ruangan lesehan. (DIN)