Ruang.co.id ā SMAN 19 Surabaya membuktikan komitmennya dalam membentuk pendidikan holistik melalui rangkaian acara Panggung Apresiasi Peserta Didik Baru dan Dies Natalis ke-37. Dua kegiatan besar ini bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan sebuah ekosistem pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan nilai-nilai kolaborasi, kreativitas, dan tanggung jawab sosial sejak dini.
Ketika panggung sekolah disinari lampu sorot pada Kamis (17/7/2025), para siswa baru SMAN 19 Surabaya mendapatkan kesempatan emas untuk bertransformasi. Agustina Pertiwiningrum, M.Pd., selaku Kepala Sekolah, dengan penuh semangat menjelaskan bahwa momen ini merupakan pintu gerbang pengenalan lingkungan sekolah melalui pendekatan yang menyenangkan. Berbagai penampilan spektakuler dari ekstrakurikuler tari tradisional, band sekolah, hingga demonstrasi robotik sengaja dirancang untuk memicu minat siswa.
“Setiap anak memiliki bintangnya masing-masing. Melalui panggung ini, kami ingin mereka menemukan constelasi bakat yang mungkin selama ini tersembunyi,” tutur Agustina. Sorak sorai penonton mengiringi penampilan tim bela diri yang memadukan gerakan silat dengan musik kontemporer, membuktikan bahwa sekolah ini mendorong inovasi tanpa meninggalkan akar budaya.
Keesokan harinya, Jumat (18/7/2025), suasana berubah menjadi lebih intim namun tak kalah bermakna. Acara sarapan bersama di bawah rindangnya pohon sekolah menjadi simbol nyata dari filosofi pendidikan SMAN 19 Surabaya. Meja panjang yang diisi bersama oleh siswa, guru, hingga petugas kebersihan mengajarkan arti kesetaraan yang konkret.
Gerakan No Sampah yang diusung bukan sekadar slogan. Setiap peserta secara aktif diberi tanggung jawab untuk memilah sampah organik dan anorganik, menciptakan pola pikir berkelanjutan. “Kami membangun kesadaran bahwa lingkungan bersih adalah cerminan karakter bersih,” tegas Agustina sambil memperhatikan antusiasme siswa membersihkan area acara.
Sesi yang paling dinantikan datang dari para alumni yang dengan tulus berbagi cerita perjalanan hidup. Seorang lulusan tahun 2010 yang kini sukses sebagai insinyur lingkungan membeberkan kisahnya mulai dari menjadi anggota klub sains hingga mendapatkan beasiswa ke Jepang. “Dasar semua pencapaian saya adalah nilai disiplin yang ditanamkan di sekolah ini,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.
Tawa riang menggema ketika mobil pemadam kebakaran menyemprotkan air ke udara. Di balik keseruan tersebut, terselip pembelajaran tentang keberanian dan kerja tim saat petugas mempraktikkan prosedur penyelamatan. Beberapa siswa bahkan diberi kesempatan mencoba memegang selang pemadam, pengalaman yang jarang mereka dapatkan dalam kelas konvensional.

