Surabaya, Ruang.co.id – Tim Kuya Doryuheki dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara pertama dalam ajang Geotechnical Engineering Competition (GEC) 2024, yang digelar sebagai bagian dari Civil Expo (Civex) 2024 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, pada Minggu (17/11/2024).
Ketua tim, Arief Hermawan, mengungkapkan bahwa keberhasilan Tim Kuya Doryuheki dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil meraih juara GEC 2024 merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan persiapan intensif yang dilakukan bersama anggota tim lainnya, Riza Nurdin Syaputra dan Mutazakky Ahda Sabyla. Mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kendala teknis hingga tekanan tinggi saat uji coba prototipe di tahap final.
“Kami banyak belajar dari berbagai literatur dan penelitian terkait. Dengan bimbingan Bapak Andika, kami memproyeksikan prototipe yang inovatif hingga tahap final. Meski sempat menghadapi kendala teknis, kami tetap berpegang pada ilmu yang telah dipelajari,” ujar Arief.
Persiapan tim melibatkan pelatihan fisik dan mental, serta pendalaman materi terkait kompetisi. Selain itu, mereka juga berlatih mempresentasikan ide-ide kepada dewan juri untuk memastikan konsep yang mereka kembangkan tersampaikan dengan jelas dan meyakinkan.
Pada tahap final, tim menghadapi hasil prototipe yang berbeda dari ekspektasi. Namun, kerja sama yang solid dan kemampuan beradaptasi membuat mereka berhasil mengatasi masalah tersebut. “Awalnya sempat terasa berat, tetapi dengan optimisme dan kerja keras, kami bisa melewati semua tantangan. Hasil ini adalah berkat Allah dan usaha seluruh anggota tim,” tambah Arief.
GEC adalah kompetisi tahunan yang menantang peserta merancang Mechanically Stabilized Earth Wall (MZE Wall) menggunakan material geosintetik. Solusi inovatif ini bertujuan mencegah tanah longsor di lereng rawan, sehingga memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, Wahyu P. Kuswanda, yang telah mendukung acara ini selama 10 tahun, menyatakan bahwa GEC adalah platform penting untuk melatih mahasiswa menganalisis struktur tanah secara mendalam dan memberikan solusi infrastruktur yang berdaya guna.
“Kompetisi ini mengasah kemampuan mahasiswa untuk menghadapi tantangan nyata di lapangan. Harapannya, mereka dapat mengimplementasikan ilmu ini untuk masyarakat dan membawa manfaat yang lebih luas,” ujarnya.
Kemenangan tim Kuya Doryuheki tidak hanya menjadi kebanggaan bagi ITB, tetapi juga inspirasi bagi mahasiswa teknik sipil di Indonesia. Mereka berharap keberhasilan ini dapat mendorong pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam mengatasi permasalahan tanah longsor di Indonesia.
Civil Expo 2024 sendiri menjadi wadah penting bagi mahasiswa teknik sipil untuk menunjukkan kreativitas dan inovasi. Ajang ini tidak hanya memamerkan potensi mahasiswa, tetapi juga menjadi ruang untuk menciptakan solusi konstruktif yang berdampak positif bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia.