Ruang.co.id – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) terus memperkuat komitmen keberlanjutan lingkungan melalui program penghijauan “High Plantation, Zero Emission”. Inisiatif terkini berupa penanaman 80 pohon di area terminal pada 15 Agustus 2025 ini melibatkan 50 pekerja dan jajaran direksi, menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mewujudkan operasional pelabuhan yang ramah lingkungan. Sabtu, (16/8/2025).
TPS tidak asal menanam. Pemilihan jenis pohon dilakukan dengan pertimbangan matang, mengutamakan spesies dengan fungsi ekologis tinggi seperti pohon penyerap polutan dan tanaman berakar tidak merusak infrastruktur. Yang menarik, TPS juga menyertakan pohon buah dalam program penghijauan pelabuhan ini untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Erika Asih Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS, menegaskan bahwa strategi pengurangan emisi karbon ini dirancang untuk memberikan dampak ganda. “Kami tidak hanya mengejar angka penanaman pohon, tapi memastikan setiap tanaman memberikan manfaat optimal bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang menjadi fondasi operasional TPS.
Komitmen TPS dalam program penghijauan terminal petikemas ini bukan hal baru. Sejak dimulai tahun 2023, perusahaan telah menanam 1.400 bibit pohon di berbagai lokasi strategis. Tahun 2024, upaya diperkuat dengan tambahan 500 bibit, dan hingga Agustus 2025 sudah tercapai penanaman 556 bibit pohon baru.
Total lebih dari 2.000 pohon yang telah ditanam ini tersebar di dalam dan sekitar area terminal petikemas, membentuk jaringan hijau yang membantu menyerap emisi karbon dari aktivitas bongkar muat kontainer. Data terbaru menunjukkan, sepanjang 2024 TPS mencatat arus peti kemas mencapai 1.584.774 TEUs, dengan realisasi hingga Juli 2025 sebanyak 908.136 TEUs.
Program High Plantation Zero Emission ini merupakan bagian tak terpisahkan dari penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di TPS. Selain penanaman pohon, perusahaan juga menjalankan program konversi limbah menjadi bibit pohon dan berbagai inisiatif pengurangan emisi karbon lainnya.
Keterlibatan aktif pekerja hingga jajaran direksi dalam setiap kegiatan penghijauan menunjukkan bahwa komitmen terhadap lingkungan telah menjadi budaya perusahaan. “Ini bukan sekadar program CSR, melainkan bagian dari DNA operasional kami,” tegas Erika.
Keberhasilan TPS mempertahankan pangsa pasar 83% di Pelabuhan Tanjung Perak tidak lepas dari reputasinya sebagai terminal petikemas yang peduli lingkungan. Program penghijauan ini memberikan manfaat nyata berupa perbaikan kualitas udara di sekitar pelabuhan dan penurunan jejak karbon operasional.
Yang patut diapresiasi, TPS mampu membuktikan bahwa efisiensi bisnis logistik bisa berjalan beriringan dengan praktik ramah lingkungan. Ke depan, perusahaan berkomitmen untuk terus memperluas program High Plantation Zero Emission sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim.
Dengan semangat “High Plantation, Zero Emission”, TPS bertekad menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai contoh pelabuhan hijau di Indonesia. Langkah strategis ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tapi juga memperkuat posisi TPS sebagai pelaku logistik yang bertanggung jawab.
Keberhasilan program penghijauan terminal petikemas ini menjadi bukti bahwa sektor logistik bisa menjadi garda terdepan dalam upaya pelestarian lingkungan. TPS membuktikan bahwa komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang terukur dan berdampak.

