Surabaya, Ruang.co.id – Uang Kuliah Tunggal (UKT) Naik dan Mahal menjadi ramai marak diperbincangkan dan jadi kontroverksi di sejumlah perguruan negeri di Indonesia. Meski kebijakan tersebut akhirnya dibatakan pemerintah, namun hal tersebut masih menjadi kotroversi. Apalagi, dikabarkan tidak sedikit mahasiswa yang mengundurkan diri karena UKT yang mahal. Namun Universitas Terbuka di Surabaya menjamin tidak ada kenaikan.
Direktur Universitas Terbuka (UT) Surabaya, Dr. Hj Suparti MPd, jika Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Terbuka Surabaya tidak naik. Jadi di Universitas Terbuka tidak ada kenaikan sejak tahun 2010an jadi tetap tidak naik.
“Kalau di UT itu sistem UKT-nya ada beberapersia v. Jadi, versinya sistem kredit semester (SKS). Ada yang per SKS itu ada yang 36.000, ada 40.000, ada juga yang 50.000. Dan paling mahal 75.000, “ ungkap Suparti, Direktur Universitas Terbuka Surabaya.
Suparti menambahkan, kalau yang sistem paket semester itu ada beberapa pilihan. Ada sistem paket semester non tatap muka Rp 1,3 juta.Kemudian kalau ada mahasiswa yang minta ada tatap mukanya separuh mata kuliah, namanya sistem paket semester atau sifat semi dari UKT-nya 1.750.000, kemudian ada lagi yang paling mahal itu Rp2.200.000
“Itu sistem paket semester penuh, artinya seluruh mata kuliah di tutorialkan. Jadi, kalau dikatakan UKT naik di tempat lain, kemungkinan kalau di UT enggak ada kenaikan sampai sekarang. Insyaallah pak Rektor sudah berjanji meskipun UT sudah menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH UT_ berjanji tidak akan menaikkan UKT-nya,” paparnya.
Meski tidak ada kenaikan UKT, pihaknya tetap memberikan layanan mahasiswa dan difasilitasi untuk keseluruhan kegiatan, mulai belajar online-nya dan belajar tatap mukanya. Jika ada praktiknya , UKT di UT Surabaya ini juga tidak naik.
“Mahasiswa nggak usah khawatir di UT meskipun UKT tidak naik, pelayanan tidak akan diturunkan. Insyaallah terus akan kita tingkatkan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh kantor UT Pusat.Nanti kita akan akreditasi juga baik nasional maupun internasional,” pungkasnya. (R2)
