Surabaya, Ruang.co.id ā Gemerlap budaya dan sakralitas tradisi menyatu dalam perayaan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732 yang digelar di jantung kota, Tugu Pahlawan. Perayaan ini merupakan warisan Leluhur yang Menyatu dengan Semangat Kota Modern. Ribuan pasang mata menyaksikan Kirab Budaya Gunungan dan Pagelaran Wayang Kulit Empat Dalang yang menggema hingga malam hari, menandai momen penting yang tak sekadar seremonial, tetapi juga bentuk nyata pelestarian jati diri budaya bangsa.
Kirab dimulai pukul 18.00 WIB, diikuti para seniman, budayawan, serta komunitas pelestari budaya yang menampilkan simbol-simbol tradisi, termasuk gunungan tumpeng, sebagai ikon harapan dan kemakmuran.
Tidak hanya menawan secara visual, kirab ini menjadi perwujudan rasa syukur atas perjalanan panjang Surabaya sebagai Kota Pahlawan yang tangguh dan berbudaya.
“Kirab tadi kita saksikan bersama. Ada reog dan prosesi ruwatan yang mengelilingi Tugu Pahlawan. Semuanya berlangsung dengan khidmat dan tetap mengacu pada tradisi asli,” ujar Hidayat Syah, Kepala Disbudporapar Kota Surabaya, penuh rasa bangga.
Acara berlanjut dengan ritual “Ruwat Sekertaning Bumi”, sebuah prosesi adat Jawa yang bertujuan membersihkan energi negatif dan memohon perlindungan untuk kota tercinta. Diiringi musik campursari yang menyentuh hati, empat dalang tampil dalam pagelaran wayang kulit yang menegaskan bahwa nilai luhur budaya masih hidup dan berdenyut di tengah modernisasi.
āBudaya ini harus terus kita pertahankan. Tradisi aru-aru budoyo seperti ini penting untuk memperkuat identitas kota,ā tegas Hidayat, menegaskan komitmen Pemkot dalam menjaga warisan budaya.
Perayaan HJKS tahun ini bukan hanya hiburan, melainkan panggung edukatif yang mengajarkan masyarakat, khususnya generasi muda, tentang akar budaya mereka.
Ruwatan dan pertunjukan wayang menjadi media yang atraktif dan penuh makna, menjadikan budaya sebagai kekuatan yang menyatukan, bukan sekadar tontonan.
Dengan rangkaian acara yang masih akan berlangsung hingga awal Juni, seperti Surabaya Pestapora dan Konser Musik HJKS, menjadi perayaan yang bukan hanya viral, tapi juga monumental, yakni menyatukan masa lalu, kini, dan masa depan dalam harmoni budaya yang hidup.

