ruang

Mendag Budi, UMKM Daur Ulang Plastik di Sidoarjo Tembus Pasar Ekspor Global

UMKM Daur Ulang Plastik Sidoarj Ekspor ke singgapura
UMKM daur ulang sampah plastik di Sidoarjo berhasil ekspor ke Singapura dengan nilai hampir Rp1 miliar. Inspirasi inovasi bagi pelaku usaha kecil di Indonesia.
Ruang redaksi
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Empat produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kawasan Pergudangan Sinar Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, bisa menembus pasar ekspor dan ekspornya dilepas pemberangkatannya oleh Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso, Selasa (3/12).

Produk-produk keempat UMKM tersebut yakni terdiri atas produk kerajinan, furnitur daur ulang dari plastik, gurita potong beku, dan filet ikan. Produk-produk ini dikirim ke Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan Singapura. Nilai ekspor pada pelepasan kali ini sekitar USD 256 ribu atau setara Rp3,9 miliar.

Keempat UMKM yang produk-produknya diekspor kali ini, yaitu CV Cherry Blossom Indonesia, PT Siklus Karya Global, PT Daya Matahari Utama dan PT Matra Multikarya Segara. Mendag Budi berharap, jumlah UMKM yang mampu merambah pasar ekspor dapat terus bertambah.

Satu dari empat UMKM yang sukses ekspor tersebut merupakan perusahaan yang dikelola oleh perempuan muda UMKMnya bernama PT. Siklus Karya Global, yang memproduksi material kerajinan dan furniture dari bahan daur ulang sampah plastik masyarakat.

Syukriyatun Ni’amah dan Nita sama – sama berusia 30 tahun dan teman sejawat sejak SMP di Sukoharjo, Solo, membuka usaha UMKM sejak tahun 2018 melalui UMKM BISA EKSPOR, sekarang berhasil menembus pasar di Singapura.

Niamah, sapaan akrab Syukriyatun Niamah, yang cukup lama tinggal di Surabaya menceritakan awal meniti karir UMKM ini, berfikir kreatif ide pemanfaatan sampah plastik yang menggunung di Jawa Timur, khususnya di Surabaya.

“Sewaktu kami kuliah, kami berdua melihat banyaknya sampah – sampah plastik mencari ide enaknya diapakan ya?. Lalu kita cari inspirasi melihat sampel – sampel material perabot rumah yang menarik di internet, muncul pemikiran kami bikin material dari sampah plastik didaur ulang,” tukas alumni jurusan Desain ITS Surabaya ini.

“Sebelum memulai usaha kami berdua trial cari sampah plastik bahan bakunya yang jenis – jenis tertentu. Kami gunting hingga potongan terkecil, lalu kami panaskan hingga meleleh dengan cetakan seadanya. Sampailah jadi bentuk material yang kita ingini. Semuanya pakai peralatan sangat tradisional,” tutur ceritanya.

Kemudian oleh kedua perempuan muda kreatif ini mencoba memasarkan hasil material produknya dengan berbagai bentuk yang menarik via jejaring media sosial (medsos).

Ikhtiarnya tidaklah sia – sia dan membuahkan hasil keuntungan. Bahkan mulai banyak permintaan pesanan bentuk material daur ulang sampah plastik tersebut.

Dari situlah Niamah dan rekannya semakin menyeriusi, hingga tahun 2023 produk materialnya dan produk furniture dari daur ulang plastik buatannya makin dibanjiri pembeli pasar Nusantara.

Dengan mendirikan sebuah badan usaha PT, usaha Niamah semakin berkembang pesat dan alih teknologi peralatan dari manual mulai dari oven atau pemanasnya, hingga penghalus material telah menggunakan teknologi mesin. SDM tenaga kerjanya masih tetap padat karya, hingga saat ini ia berhasil mempekerjakan 50 orang karyawan.

Produk UMKM Niamah baru mulai menembus pasar ekspor, melalui pendampingan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sejak awal Januari 2024, yakni dibanjiri permintaan pasar dari Singapura. Oleh karenanya untuk prosesi menandai sukses bisa ekspor, produk – produk material dan furniture daur ulang plastiknya senilai hampir 1 miliar rupiah, keberangkatan ekspornya dilepas oleh Mendag Budi Selasa kemarin.

Mendag Budi melihat, produk-produk ini merupakan hasil inovasi UMKM yang berhasil diterima dengan baik di pasar internasional.

“Ekspor oleh para pelaku UMKM ini menjadi bukti bahwa produk inovatif Indonesia punya tempat dan mampu bersaing di pasar global. Kemendag percaya UMKM yang dibina dengan baik akan mampu mendapatkan pasar ekspor sehingga dapat menjadi tulang punggung dalam perekonomian Indonesia,” kata Mendag Budi.

Keberhasilan UMKM Jawa Timur menembus pasar ekspor ini merupakan hasil sinergi antara Kemendag, melalui Export Center Surabaya, dan pemerintah daerah. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari peran perwakilan perdagangan di luar negeri dengan serangkaian pendampingan teknis terkait ekspor dan fasilitasi dalam bentuk penjajakan kerja sama bisnis (business matching).

“Kolaborasi ini telah membuka akses baru ke pasar internasional sekaligus memperkuat daya saing produk UMKM Indonesia di tingkat global. Hal ini pun menjadi bukti nyata sinergi pemerintah dan swasta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Mendag Budi.

Kemendag terus memperkuat diplomasi perdagangan internasional serta bidang promosi dan informasi ekspor. Sementara itu, terkait peningkatan UMKM BISA Ekspor, ada beberapa program yang Kemendag miliki.

“Kemendag memiliki pendampingan desain melalui Indonesia Design Development Center (IDDC). Untuk mencetak eksportir UMKM baru, Kemendag bersinergi dengan institusi pembina UMKM, lembaga pembiayaan, badan-badan usaha milik negara, pihak swasta, dan agregator,” kata Mendag Budi.

Turut hadir mendampingi Mendag Budi pada pelepasan ekspor kali ini, yaitu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Mardyana Listyowati dan Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra. (DIN)