Sidoarjo, Ruang.co.id ā Di tengah hiruk pikuk aktivitas politik dan birokrasi, ada secercah harapan datang dari sosok pemimpin yang memilih untuk turun langsung, merasakan denyut nadi rakyat. Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo Mimik Hidayana, melakukan langkah yang tak biasa namun penuh makna, yakni membagikan makanan dan susu gratis di Desa Kalipecabean, Kecamatan Candi.
Ini bukan sekadar agenda seremonial, kegiatan ini adalah bentuk nyata komitmen beliau untuk mengembalikan seluruh gaji dan tunjangannya kepada masyarakat. Kalimatnya bukan sekadar janji, melainkan aksi konkret yang disambut antusiasme luar biasa dari warga. āSaya tidak ingin menjadi pemimpin yang hanya duduk di kantor. Saya ingin hadir langsung, melihat, menyapa, dan memberi. Gaji dan tunjangan saya, sebisa mungkin saya kembalikan untuk rakyat,ā ungkap Wabup Mimik, Jumat pagi (15/5).
Dengn didampingi Kepala Desa Kalipecabean, Arif Ansory, Wabup Mimik disambut hangat oleh ratusan warga. Anak-anak berlarian menyambut kotak makanan dan susu segar, sementara para ibu tersenyum lega menyaksikan perhatian pemerintah hadir begitu dekat.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pemimpin tak harus menciptakan kebijakan yang rumit; terkadang, cukup dengan satu gerakan tulus untuk menghidupkan kembali harapan rakyat.
Yang membuat program ini semakin bermakna adalah sumber makanannya, yakni seluruhnya dibeli dari UMKM lokal. Dengan memborong dagangan pelaku usaha kecil di desa, ia menciptakan efek domino positif: ekonomi berputar, pengusaha kecil tersenyum, dan warga menikmati hasilnya. āKami tidak hanya memberi makan, tapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,ā ujar Mimik lagi.
Salah satu pedagang yang dagangannya ludes dibeli mengungkapkan rasa syukurnya. āAlhamdulillah, dagangan kami habis diborong Bu Wabup. Ini sangat membantu kami. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut,ā ujarnya dengan mata berkaca-kaca, menyiratkan betapa besar dampaknya bagi kehidupan sehari-hari.
Program ini bukan hanya soal berbagi makanan, namun ini merupakan bentuk pendidikan sosial, bahwa kekuasaan bisa menjadi alat untuk mendekatkan dan menyatukan. Dalam dunia yang makin individualistis, aksi Wabup Mimik menjadi pengingat bahwa kepedulian adalah bahasa universal yang bisa dimengerti siapa pun, dari anak-anak hingga orang tua.
Tidak berhenti di Kalipecabean, kegiatan ini direncanakan bergilir ke desa-desa lain di Sidoarjo. Mimik Idayana ingin memastikan, bahwa setiap jengkal kabupaten ini merasakan manfaat dari keberadaan pemimpinnya. āIni bukan soal saya, ini soal bagaimana pemimpin bisa menjadi alat untuk menyentuh hidup banyak orang,ā tegasnya.
Gerakan kecil ini bisa jadi langkah awal perubahan besar. Kepemimpinan yang bukan hanya dilihat dari podium, melainkan dari tatapan langsung dengan rakyat, dari senyum anak yang mendapat segelas susu, dan dari tangan UMKM yang kembali produktif.
Wabup Mimik Hidayana telah menorehkan satu bab penting dalam buku kepemimpinan lokal, yakni bab tentang empati, tentang keteladanan, dan tentang aksi nyata yang menginspirasi.

