Workshop Membatik Khas Sidoarjo Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan

Workshop Membatik Khas Sidoarjo
proses pembuatan batik tulis Sidoarjo, motif batik khas Sidoarjo, peserta workshop membatik, batik warisan budaya Indonesia
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Kabupaten Sidoarjo terus mengukuhkan identitasnya sebagai pusat budaya dengan memperkenalkan batik tulis khasnya kepada generasi muda. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar Workshop Membatik Khas Kabupaten Sidoarjo, sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Waru pada Minggu, 2 Februari 2025, dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-166 Kabupaten Sidoarjo.

Workshop ini diadakan sebagai bagian dari upaya melestarikan batik khas Sidoarjo dan menanamkan pemahaman kepada masyarakat mengenai nilai sejarah dan filosofi batik tulis yang menjadi identitas daerah ini.

Berlangsung di Pendopo Balai Desa Waru, acara ini diikuti oleh berbagai kalangan, termasuk pemuda Karang Taruna Desa Waru (KARTAR DEWA), ibu-ibu TP PKK, serta masyarakat umum dengan total peserta mencapai 80 orang.

Workshop Membatik Khas Sidoarjo

Dalam workshop ini, peserta mendapatkan kesempatan langsung untuk belajar dari Ir. Nurul Huda, M.Agr, seorang pengrajin batik tulis sekaligus founder dan owner Rumah Batik Tulis Al-Huda. Berpengalaman di dunia batik sejak SMA, beliau membagikan wawasan mendalam tentang keunikan batik khas Sidoarjo.

Menurut Nurul Huda, setiap daerah memiliki karakteristik batik yang unik, termasuk Sidoarjo dengan motif khasnya yang menggambarkan sejarah dan kekayaan alam daerah ini.

  • Beras Utah (Tumpah): Simbol kesejahteraan yang berasal dari sejarah penggilingan padi di Sidoarjo. Saat ini, beberapa area yang dulunya merupakan pusat penggilingan padi telah bertransformasi menjadi pusat perbelanjaan modern seperti CITOS.
  • Kembang Tebu: Melambangkan industri gula yang masih bertahan hingga saat ini. Sidoarjo menjadi salah satu daerah dengan lima pabrik gula yang masih beroperasi sejak zaman kolonial.
  • Udang Bandeng: Representasi dari potensi perikanan Sidoarjo, yang dikenal sebagai daerah penghasil ikan bandeng dan udang terbesar di pesisir Jawa Timur.

Dengan filosofi yang kuat dan motif yang unik, batik tulis khas Sidoarjo bukan sekadar kain bermotif, tetapi juga bagian dari identitas dan sejarah daerah yang perlu terus diperkenalkan kepada generasi muda.

Workshop Membatik Khas Sidoarjo

Workshop ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Waru, Moedjiono, yang turut hadir bersama jajaran pemerintah desa. Dalam sambutannya, Moedjiono menyatakan bahwa batik tulis merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda.

“Batik telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga serta memperkenalkannya kepada masyarakat luas. Workshop ini menjadi langkah nyata dalam mendukung pelestarian budaya,” ujar Moedjiono.

Pemerintah desa berharap bahwa kegiatan seperti ini bisa menjadi program tahunan, sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa mengenal dan mengapresiasi batik khas Sidoarjo.

Baca Juga: Batik sebagai Warisan Takbenda: Dari Lokal Pride ke Global Hype, Akhirnya Diresmikan UNESCO!

Workshop ini tidak hanya sekadar teori, tetapi juga memberikan pengalaman langsung dalam proses membatik. Para peserta diajarkan mulai dari mendesain pola, mencanting, mewarnai, hingga tahap finishing.

Banyak peserta yang baru pertama kali mencoba membatik merasa kagum dengan kerumitan dan keindahan teknik membatik tulis. Mereka mengaku kini lebih menghargai batik sebagai bagian dari warisan budaya yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran.

Dendi, pemuda setempat dan menjadi peserta Workshop mengungkapkan, “Saya sebelumnya hanya tahu batik dari pakaian jadi. Ternyata proses pembuatannya sangat panjang dan membutuhkan keterampilan tinggi. Workshop ini membuat saya semakin mencintai batik!”

Workshop Membatik Khas Sidoarjo bukan sekadar acara seremonial, tetapi gerakan nyata dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya. Dengan semakin banyak masyarakat yang memahami dan tertarik pada batik, diharapkan batik khas Sidoarjo bisa terus berkembang dan dikenal lebih luas.

Batik bukan hanya kain, tetapi juga cerminan sejarah, filosofi, dan identitas daerah. Sudah sepatutnya kita bersama-sama menjaganya agar tetap lestari dan diwariskan kepada generasi mendatang.