Apa sih Duck Syndrome? Rahasia Tersembunyi di Balik Penampilan Tenang

Mengenal apa itu duck syndrome
Ilustrasi (Pexels)
Ruang NyaLa
Ruang NyaLa
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Bayangkan seorang teman yang selalu terlihat bahagia dan sukses. Dia punya pekerjaan yang bagus, banyak teman, dan kehidupan sosial yang aktif. Namun, di balik senyumnya, ia mungkin sedang berjuang dengan tekanan yang luar biasa.

Inilah yang terkenal dengan sebutan duck syndrome.

Apa Itu Duck Syndrome?

Duck Syndrome adalah istilah yang semakin sering muncul dalam pembahasan kesehatan mental, terutama di kalangan mahasiswa dan pekerja muda. Fenomena ini menggambarkan bagaimana seseorang tampak tenang dan berhasil di permukaan, tetapi sebenarnya sedang berjuang keras untuk tetap bertahan di bawah permukaan.

Duck Syndrome adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan di lingkungan akademik, terutama di universitas-universitas ternama.

Secara metaforis, Duck Syndrome menggambarkan perilaku seekor bebek yang terlihat meluncur tenang di atas air, sementara kakinya bekerja keras mendayung di bawah permukaan.

Dalam konteks manusia, istilah ini merujuk pada individu yang terlihat sukses dan tenang, tetapi sebenarnya menghadapi tekanan, stres, dan kelelahan yang sangat besar.

Fenomena ini sering terjadi pada mahasiswa yang berusaha mempertahankan citra sebagai individu yang sukses dan mampu mengatasi segala tuntutan akademik, sosial, dan emosional.

Namun, Duck Syndrome juga dapat dialami oleh pekerja muda atau siapa saja yang merasa perlu memenuhi ekspektasi tinggi dari lingkungan sekitar.

Gejala Duck Syndrome

Duck Syndrome tidak selalu mudah dikenali karena sifatnya yang tersembunyi. Namun, ada beberapa tanda umum yang dapat membantu mengidentifikasinya:

  1. Perasaan Kelelahan Emosional dan Fisik. Orang yang mengalami Duck Syndrome sering merasa lelah tanpa alasan yang jelas. Hal ini disebabkan oleh tekanan mental yang terus-menerus.
  2. Kesulitan Tidur. Banyak penderita Duck Syndrome mengalami insomnia atau gangguan tidur lainnya karena pikiran mereka yang terus-menerus aktif.
  3. Perfeksionisme Berlebihan. Ada dorongan untuk tampil sempurna dalam segala hal, meskipun itu mengorbankan kesehatan mental dan fisik.
  4. Kecemasan dan Depresi. Stres berkepanjangan yang tidak diatasi dapat berkembang menjadi kecemasan atau depresi.
  5. Ketergantungan pada Validasi Eksternal. Penderita sering merasa perlu mendapatkan pengakuan atau validasi dari orang lain untuk merasa berharga.
Baca Juga  Waspadai GERD, Ketika Asam Lambung Memberontak

Penyebab Gangguan Mental Ini

Duck Syndrome biasanya dipicu oleh kombinasi berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya:

  1. Tekanan Akademik atau Profesional. Ekspektasi untuk selalu berprestasi dan sukses dapat menciptakan tekanan besar.
  2. Pengaruh Media Sosial. Media sosial sering memperkuat persepsi bahwa orang lain memiliki hidup yang sempurna, sehingga memunculkan kebutuhan untuk terus membandingkan diri.
  3. Kurangnya Dukungan Emosional. Ketidakhadiran sistem pendukung, seperti keluarga atau teman dekat, dapat memperburuk kondisi ini.
  4. Budaya Kompetitif. Lingkungan yang sangat kompetitif dapat membuat seseorang merasa tidak cukup baik, meskipun sudah berusaha maksimal.

Dampak Duck Syndrome

Duck Syndrome tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga fisik. Individu yang mengalaminya sering menghadapi:

  1. Masalah Kesehatan Mental. Stres kronis dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, atau burnout.
  2. Penurunan Produktivitas. Alih-alih menjadi lebih produktif, tekanan untuk selalu tampil sempurna dapat menyebabkan kelelahan dan kurang fokus.
  3. Hubungan Sosial yang Terganggu. Individu dengan gangguang kesehatan ini sering menarik diri dari interaksi sosial karena merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi.
  4. Masalah Kesehatan Fisik. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur.

Cara Mengatasi Fenomena Ini

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala Duck Syndrome, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini:

  1. Mengakui Masalah. Langkah pertama untuk mengatasi gangguan kesehatan mental ini adalah mengakui bahwa Anda sedang mengalaminya. Jangan menekan perasaan atau mencoba mengabaikannya.
  2. Berbicara dengan Orang Terdekat. Dukungan sosial sangat penting. Berbagi perasaan dengan teman, keluarga, atau konselor dapat membantu mengurangi beban.
  3. Mengurangi Perfeksionisme. Belajar menerima bahwa tidak ada yang sempurna dapat membantu Anda lebih realistis dalam menetapkan tujuan.
  4. Mengatur Prioritas. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting dan hindari terlalu banyak mengambil tanggung jawab.
  5. Mengembangkan Kebiasaan Sehat. Pola tidur yang teratur, olahraga, dan makan makanan sehat dapat meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
  6. Mencari Bantuan Profesional. Jika gejalanya sudah sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Baca Juga  Apa Itu Gaya Hidup Sedentari yang Sering Dibicarakan

Fenomena ini relevan di era modern, terutama bagi mereka yang hidup dalam lingkungan yang penuh tekanan dan kompetisi.

Penting untuk menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar sempurna, dan mengatasi tekanan secara sehat jauh lebih penting daripada menjaga penampilan yang sempurna di mata orang lain.

Jika Anda merasa sedang mengalami Duck Syndrome, jangan ragu untuk mencari dukungan dan bantuan. Dengan langkah yang tepat, Anda dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup dan mencapai kesehatan mental yang lebih baik.