Surabaya, Ruang.co.id – Universitas Terbuka Surabaya Targetkan 1 Juta Mahasiswa di Tahun 2025 hal tersebut, sebagai bentuk komitmen pada Pemerintah, untuk terus mendorong masyarakat menempuh pendidikan tinggi, baik S1, S2 hingga S3 atau doktoral. Saat ini sejumlah kampus mempermudah bagi siapa saja untuk bisa menempuh pendidikan.Salah satu diantaranya Universitas Terbuka (UT) Surabaya. Tahun 2025 nanti universitas ini menargetkan 1 juta mahasiswa, sedangkan tahun ini sudah mencapai 750 ribu mahasiswa.
“Jadi di UT sampai sekarang ini program studi favorit management, ilmu hukum, akuntansi. Itu yang jadi favorit. Tapi sekarang ini masih ada S1 PGSD, S1 PG PAUD. Apalagi semester sekarang ini dibuka pendaftaran untuk guru-guru SD, guru-guru PAUD yang tanpa SK mengajar,” ungkap Direktur Universitas Terbuka Surabaya, Dr Hj Suparti MPd, saat dtemui di kampusnya, di kawasan Mulyorejo.
“Jadi, kalau ada lulusan SLTA sederajat paket dia juga boleh mendaftar langsung S1 PGSD, S1 PG PAUD tanpa menggunakan SK mengajar. Kalau sebelumnya daftar S PGSD,S1 PG PAUD harus menggunakan SK mengajar minimal 1 tahun mengajar. Namun mulai semester ini tidak ada lagi SK itu, sehingga seluruh lulusan yang kepengin jadi guru monggo, silakan bergabung ke Universitas Terbuka Surabaya,” paparnya.
Suparti menambahkan, persyaratan untuk masuk UT ini cukup muda, asal ada legalisir ijazah. Jika ijazahnya belum keluar boleh memakai SKL. Kemudian KTP, pas foto dan surat pernyataan bermaterai. “Jadi persyaratannya sangat sederhana untuk yang lulusan SMA. Bagi yang transfer itu ditambah kalau pernah kuliah, berarti ditambah ijazah yang kemarin atau kalau belum lulus jadi transkrip nilai,” jelasnya.
Suparti menceritakan, dulu menempuh pendidikan di UT ini belum banyak diminati masyarakat. Namun, berkah dari pandemi Covid 19 ini dimana semua institusi pendidikan diharuskan melakukan proses belajar mengajar banyak dilakukan jarak jauh atau secara daring (online). Hal ini sudah dilakukan UT Surabaya jauh sebelum pandemi Covid. Sehingga masyarakat sudah tidak lagi canggung dan terbiasa dengan metode belajar jarak jauh atau online.
“Orang selama ini kan beranggapan kuliah (UT) kok enggak ketemu tatap muka, kuliah kok online, kuliah Kok enggak pernah tampak datang ke kampus dan sebagainya. Setelah adanya pandemi akhirnya masyarakat paham, ternyata boleh ya kuliah enggak ketemu, kuliah enggak pernah pergi ke mana-mana, kuliah dari rumah karena saat pandemi kan dilarang bertemu, dilarang berkumpul sehingga mereka semua belajar dari rumah,” terang Suparti.
Sejak saat pandemi Covid 19 itu masyarakat mulai membuka mata, jika kuliah tidak ketemu juga asik, tidak pernah mem bertemu dosennya juga asik, hanya melalui online saja. Peminat pendidikan di UT UT pun terus meningkat tajam. “Semester kemarin mahasiswa 31.000. Kalau untuk tahun ini targetnya 41.000 mudah-mudahan tercapai,” ucapnya.
Sejak UT didirikan tahun 1984, lanjut Suparti, DPR RI berpesan tidak boleh ada seleksi sehingga seluruh masyarakat yang ingin kuliah bisa masuk tanpa tes. “Jadi memang tidak ada seleksi sehingga berapapun calon mahasiswa harus kami terima. Hal itu yang diharapkan pemerintah. Pak menteri waktu zamannya Pak Nasir sudah membuat target UT, mahasiswanya harus bisa 1 juta mahasiswa. Nah saat ini UT sudah membuat target tahun 2025 sebanyak 1 juta mahasiswa harus bisa tercapai, kalau yang tahun ini kami sudah 750 ribu mahasiswanya,” pungkas Suparti dengan bersemangat. (R1)