Presiden Prabowo Luncurkan Danantara Sovereign Wealth Fund Rp15.000 Triliun untuk Transformasi Ekonomi Indonesia

Danantara Indonesia
Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Danantara, sovereign wealth fund Rp15.000 triliun untuk transformasi ekonomi Indonesia. Foto: @FB_Prabowo Subianto
Ruang redaksi
Print PDF

Ruang.co.id – Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin, 24 Februari 2025. Peluncuran ini menandai babak baru dalam pengelolaan aset negara, dengan Danantara berperan sebagai sovereign wealth fund (SWF) atau dana abadi investasi milik negara. Tujuannya? Mengoptimalkan aset BUMN dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Melalui akun Twitter @jackjackparrr, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan peluncuran Danantara yang ditandai dengan penandatanganan sejumlah dokumen penting. Dokumen tersebut meliputi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025, serta Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025 tentang struktur kepemimpinan Danantara.

Apa Itu Danantara?

Danantara adalah lembaga yang bertugas mengelola aset negara senilai Rp15.000 triliun atau sekitar US$ 900 miliar. Dengan dana sebesar ini, Danantara diharapkan dapat membiayai proyek-proyek strategis nasional yang selama ini terbentur oleh keterbatasan anggaran. Selain itu, lembaga ini juga bertujuan meningkatkan efisiensi pengelolaan aset BUMN, mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%, dan membantu Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah (Middle Income Trap).

Struktur Kepemimpinan Danantara

Dalam kepemimpinan Danantara, terdapat tiga tokoh kunci yang akan memegang peran strategis:

  1. Rosan P. Roeslani sebagai Chief Executive Officer (CEO)
    Rosan, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, dikenal sebagai pengusaha sukses dan mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat. Pengalamannya di dunia bisnis dan diplomasi diharapkan dapat membawa Danantara ke panggung global.
  2. Dony Oskaria sebagai Chief Operating Officer (COO)
    Dony, Wakil Menteri BUMN dan Wakil Komisaris Utama PT Pertamina, membawa pengalaman panjang di sektor BUMN. Ia pernah memimpin InJourney, holding BUMN pariwisata, dan Garuda Indonesia.
  3. Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO)
    Pandu, investor teknologi dan eksekutif Toba Bara Sejahtera, akan memimpin strategi investasi Danantara. Ia juga merupakan keponakan dari Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan.
Baca Juga  DISPSIAL dan Keraton Yogyakarta Sinergi Kembangkan Psikologi Maritim untuk Ketahanan Nasional

Selain itu, Erick Thohir akan menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas, didampingi oleh Muliaman D. Hadad sebagai Wakil Ketua. Lembaga pengawas seperti KPK, BPK, dan PPATK juga akan terlibat untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas Danantara.

Dampak Danantara bagi Ekonomi Indonesia

Dengan aset yang mencapai Rp15.000 triliun, Danantara diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Beberapa proyek strategis yang akan dibiayai meliputi pembangunan infrastruktur, pengembangan energi terbarukan, dan hilirisasi industri. Selain itu, Danantara juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada modal asing, sehingga memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.

Dengan peluncuran Danantara, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan mencapai visi menjadi negara berpendapatan tinggi. Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengelola aset negara secara profesional dan transparan.

Danantara bertujuan untuk mengoptimalkan aset BUMN, membiayai proyek strategis, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Rosan P. Roeslani sebagai CEO, Dony Oskaria sebagai COO, dan Pandu Sjahrir sebagai CIO. Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas.

Aset Danantara mencapai Rp15.000 triliun atau sekitar US$ 900 miliar.

Lembaga pengawas seperti KPK, BPK, dan PPATK akan memastikan transparansi dan akuntabilitas Danantara.