Ruang.co.id – Menjelang musim mudik Lebaran 2025, PT Dharma Lautan Utama (DLU) telah mempersiapkan 48 armada untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan distribusi logistik, khususnya ke wilayah Indonesia Timur. Langkah ini diambil guna memastikan kelancaran transportasi selama periode puncak mudik.
Bambang Haryo Soekartono (BHS), Penasehat Utama sekaligus Owner PT DLU, menekankan pentingnya kesiapan ini dalam acara buka bersama mitra usaha, agen, dan ekspedisi di Mercure Grand Mirama Hotel Surabaya, Jumat (7/3/2025).
“Kami berharap tidak ada pelarangan operasional bagi angkutan barang agar tidak terjadi penumpukan kendaraan yang dapat menghambat distribusi,” ujar BHS.
Direktur Utama PT DLU, Erwin H. Peodjono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi khusus, termasuk memberikan harga tiket yang lebih terjangkau dan diskon sejak jauh hari sebelum bulan puasa.

“Ini untuk mencegah kepadatan di satu titik menjelang H-7 Lebaran,” jelas Erwin.
PT DLU juga memastikan keselamatan pelayaran dengan memantau cuaca melalui BMKG. Selain itu, seluruh armada telah dipersiapkan untuk beroperasi hingga H+30 Lebaran.
“Kami telah menginstruksikan sejak H-30 agar tidak ada kapal yang doking. SDM dan peralatan keselamatan juga telah dipersiapkan sesuai regulasi,” tambah Erwin.
PT DLU menyiapkan 48 armada dengan rincian 22 armada lintas penyeberangan, 22 armada lintas jarak jauh dan 4 armada lintas keperintisan. Total kapasitas angkut penumpang pada lintas jarak jauh mencapai 156.292 pada H-30 hingga hari H, dan 159.492 pada hari H hingga H+30.
Erwin menjelaskan bahwa DLU telah melakukan pengedokan bagi kapal-kapal yang telah jatuh tempo. Selain itu, inspeksi rutin dilakukan untuk memastikan armada laik laut dan alat keselamatan berfungsi dengan baik.
“Kami juga membekali seluruh ABK dengan simulasi untuk menghadapi kondisi berbahaya,” paparnya.
Sementara itu, Khoiri Soetomo, Ketua Umum Gapasdap, menyoroti peran kebijakan Work From Anywhere (WFA) dalam pemerataan arus pemudik.
“Dengan WFA, arus mudik diharapkan lebih merata. Kami masih menunggu hasil kajian dari BKT Kementerian Perhubungan terkait prediksi jumlah pemudik,” kata Khoiri.