Ruang.co.id – Musim haji 2025 resmi dimulai dengan kedatangan Calon Jamaah Haji (CJH) kloter pertama di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) pada 1 Mei 2025. Menyambut momen penting ini, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya tak main-main dalam melakukan berbagai persiapan menyeluruh. Langkah-langkah strategis telah diambil untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para jamaah selama menginap di asrama sebelum berangkat ke tanah suci.
Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, dengan tegas menyatakan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang steril dan sehat bagi para tamu Allah ini. “Kami tidak ingin ada celah sekecil apapun yang bisa mengganggu kesehatan jamaah,” ujarnya. Rabu, (30/4/2025).
Sebagai bagian dari protokol kesehatan haji 2025, tim BBKK Surabaya telah melakukan pemeriksaan sanitasi secara komprehensif di seluruh area asrama. Dua tahap inspeksi ketat telah dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dini. Pemeriksaan pertama dilakukan pada akhir tahun 2024 sebagai baseline assessment, diikuti dengan verifikasi terakhir pada 17 April 2025 untuk memastikan semua standar kesehatan terpenuhi.
Tidak hanya fokus pada kebersihan lingkungan, tim khusus juga melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kualitas makanan yang akan disajikan. “Kami apresiasi perbaikan signifikan yang ditunjukkan oleh pengelola asrama dan PT Aerofood Indonesia selaku penyedia catering,” ungkap Rosidi. Pengecekan mencakup berbagai aspek kritikal mulai dari kebersihan dapur, kualitas udara, hingga kecukupan pencahayaan di setiap sudut asrama.
Memasuki H-1 kedatangan jamaah, BBKK Surabaya melakukan langkah preventif melalui fogging massal di seluruh area asrama. Operasi pengasapan ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya nyata untuk memutus mata rantai penyakit yang mungkin dibawa oleh vektor seperti nyamuk Aedes aegypti. “Kami ingin memastikan lingkungan benar-benar steril sebelum kedatangan jamaah,” tegas Rosidi.
Kegiatan fogging haji 2025 ini dilakukan dengan cakupan yang lebih luas dibanding tahun-tahun sebelumnya. Setiap sudut asrama, termasuk area yang sering terlewatkan seperti basement dan ruang penyimpanan, mendapat perhatian khusus. Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari program pencegahan DBD selama musim haji.
Keseriusan BBKK Surabaya tidak berhenti pada fogging semata. Tim kesehatan juga menggelar penyuluhan intensif bagi para penjamah makanan di asrama. Materi yang diberikan mencakup protokol kebersihan personal hingga teknik penanganan makanan yang hygienis. “Kami tidak mau ada jamaah yang sakit karena kelalaian penjamah makanan,” jelas Rosidi.
Pemeriksaan kesehatan menyeluruh juga dilakukan terhadap seluruh staf dapur. Mulai dari pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, hingga tes rectal swab untuk memastikan tidak ada carrier penyakit menular. Bagi yang terindikasi masalah kesehatan, akan segera dilakukan rotasi tugas ke posisi yang tidak berhubungan langsung dengan makanan.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan selama masa keberangkatan yang berlangsung 31 hari, BBKK Surabaya menyiagakan 100 petugas kesehatan setiap harinya. Tim ini terdiri dari gabungan dokter, paramedis, dan tenaga administrasi yang akan bekerja secara bergiliran. Tiga posko utama telah disiapkan di Asrama Haji, Bandara Juanda, dan Kantor Induk BBKK.
Tidak tanggung-tanggung, 10 unit ambulans juga disiagakan untuk kebutuhan darurat. “Kami juga melibatkan dokter muda dari berbagai universitas sebagai bentuk pengabdian masyarakat,” tambah Rosidi. Kolaborasi multipihak ini diharapkan bisa memberikan pelayanan maksimal kepada jamaah haji 2025.
Dengan segala persiapan matang yang telah dilakukan BBKK Surabaya, diharapkan seluruh jamaah haji 2025 bisa berangkat dalam kondisi prima. Langkah-langkah preventif ini tidak hanya sekadar memenuhi protokol, tetapi benar-benar dilakukan dengan ketulusan untuk melayani tamu-tamu Allah. “Kami berharap ibadah haji tahun ini berjalan lancar dan semua jamaah kembali sebagai haji yang mabrur,” tutup Rosidi dengan penuh harap.

