Kolaborasi SMSI Jatim-Unitomo Tameng Eksistensi Media Online di Era Digital

kolaborasi SMSI Unitomo
SMSI Jatim dan Unitomo bersatu kawal media online di tengah gempuran media sosial. Dari uji kompetensi wartawan hingga wacana pusat studi khusus. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Pertemuan strategis antara pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jawa Timur dan Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH., MH., di Ruang Proklamasi Unitomo, menghasilkan skema kolaborasi baru yang bertujuan melindungi media online dari gempuran konten ilegal di platform digital. Pertemuan yang berlangsung pada Jum’at (09/5/2025) ini menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat ekosistem media digital yang semakin terancam oleh praktik-praktik tidak sehat di dunia maya.

Prof. Siti Marwiyah, yang juga adik kandung Mahfud MD, menyambut positif inisiatif ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan kesiapan Unitomo sebagai mitra strategis SMSI Jatim untuk membangun ekosistem media digital yang lebih sehat. “Unitomo siap menjadi mitra strategis untuk memperkuat ekosistem media digital,” ujarnya. Pernyataan ini sejalan dengan visi Ketua SMSI Jatim, Sokip SH MH, yang melihat Unitomo sebagai laboratorium jurnalistik ideal untuk mencetak wartawan profesional. Sokip menilai, kolaborasi antara dunia akademik dan praktisi media sangat penting dalam meningkatkan kualitas jurnalistik di era digital.

Salah satu program yang sudah berjalan dan menjadi benchmark dalam kolaborasi ini adalah uji kompetensi wartawan yang diselenggarakan oleh Unitomo. Program ini dinilai sebagai bukti nyata peran kampus dalam meningkatkan standar jurnalistik. “Ini bukti konkret peran kampus dalam meningkatkan standar jurnalistik,” tegas Sokip. Ke depan, kerja sama ini akan diperdalam melalui pelatihan berbasis kurikulum terkini yang dirancang untuk menjawab tantangan media kekinian, termasuk persaingan dengan konten-konten ilegal yang marak beredar.

Diskusi dalam pertemuan tersebut juga melahirkan ide pembentukan pusat studi khusus yang akan fokus pada analisis dampak media sosial terhadap industri pers. Prof. Siti Marwiyah menekankan pentingnya solusi akademis untuk masalah riil yang dihadapi media saat ini. “Kami butuh solusi akademis untuk masalah riil di lapangan,” jelasnya. Pusat studi ini diharapkan tidak hanya menjadi think tank kebijakan media, tetapi juga berfungsi sebagai benteng etika jurnalistik di tengah arus informasi yang kian tak terkendali.

Baca Juga  Wartawan Madura Dipukul Saat Liputan, Kuasa Hukum Sorot Pelanggaran Hukum Serius

Sekretaris SMSI Jatim, Tarmuji MIKom, memaparkan dua ancaman utama yang dihadapi media online saat ini: persaingan bisnis yang timpang dan degradasi kualitas konten. Di satu sisi, pengiklan mulai beralih massal ke media sosial, mengurangi pendapatan media profesional. Di sisi lain, platform digital dibanjiri konten-konten bermasalah seperti pornografi dan hoaks, yang justru dikonsumsi secara masif oleh masyarakat. Kondisi ini semakin mempersulit media online untuk bertahan sekaligus menjaga kredibilitasnya.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pertemuan ini akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang mencakup tiga pilar utama: pendidikan jurnalistik, advokasi regulasi, dan penelitian terapan. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat martabat media profesional di tengah gempuran konten ilegal dan persaingan tidak sehat. “Ini langkah awal untuk menyelamatkan martabat media profesional,” pungkas Sokip menutup pertemuan.

Dengan kolaborasi SMSI Jatim dan Unitomo, berharap dapat menciptakan ekosistem media digital yang lebih sehat, beretika, dan mampu bersaing di tengah dominasi platform digital yang kerap mengabaikan prinsip-prinsip jurnalistik.