Ruang.co.id – Pernah merasa “otak error” setelah seharian Zoom meeting, balas email, dan scrolling media sosial? Itu bukan halusinasi. Itu neural fatigueākelelahan kognitif yang terjadi ketika otak dipaksa mencerna informasi terus-menerus tanpa jeda. Menurut Journal of Neuroscience (2023), otak manusia modern menerima data setara 174 koran/hari, 5x lebih banyak daripada era 90-an!
Mengapa Otak Bisa Lelah Padahan Hanya Duduk?
Neural fatigue bukan mitos. Ini adalah respon biologis ketika neuron prefrontal cortexāpusat pengambilan keputusanāterlalu sering “dinyalakan” oleh stimulus repetitif.
Contoh nyata: Setiap kali Anda beralih dari tugas ke notifikasi WhatsApp, otak mengeluarkan energi ekstra untuk “switch context”. Proses ini menguras glukosa, bahan bakar utama neuron.
Dampaknya: Seperti mobil yang terus dipacu tanpa isi bensin, otak akan “ngos-ngosan”āgejalanya mulai dari pikiran berkabut hingga emosi meledak-ledak.
Tanda-Tanda Anda Mengalami Neural Fatigue
Tak sekadar lelah biasa, kondisi ini punya ciri khas:
- Sulit fokus pada satu tugas lebih dari 10 menit.
- Sering lupa hal kecil, seperti lupa simpan file atau janji meeting.
- Emosi labil, misalnya marah karena hal sepele.
- “Blank” setelah kerjaāseperti baru lari marathon padahal cuma duduk.
Fakta Menarik: Studi MIT (2024) menemukan, 73% pekerja kantoran mengalami “afternoon crash”āturunnya produktivitas drastis pukul 14.00ā16.00 akibat akumulasi neural fatigue.
3 Sumber Stimulus Paling Berbahaya
Beberapa pemicu neural fatigue sering dianggap normal:
- Infinite scroll di TikTok/Instagram: Setiap swipe mengaktifkan sirkuit dopamin, memaksa otak terus “lapar” konten baru.
- Multitasking digital: Membalas email sambil Zoom meeting menguras 40% lebih banyak energi otak.
- Lingkungan kerja noisy: Suara rekan kantor atau notifikasi Slack bisa mengganggu deep work.
Solusi Berbasis Neurosains
Untuk “reset” otak, coba strategi ini:
- Teknik Pomodoro 2.0
Kerja fokus 25 menit, lalu istirahat 5 menit tanpa gadget. Gunakan jeda untuk stretching atau melihat pemandangan hijau. Penelitian Stanford University membuktikan, paparan warna hijau alam mengurangi kelelahan mental hingga 30%. - Digital Sunset
Setiap pukul 20.00, matikan semua notifikasi kecuali darurat. Otak butuh “predictable rest” untuk konsolidasi memori. - “Mindless Activity”
Aktivitas monoton seperti berjalan kaki tanpa tujuan atau melipat baju ternyata membersihkan “mental clutter”.

