Bonus Demografi Bukan Jaminan Sukses, BKKBN Jatim Ingatkan Dua Anak Cukup untuk SDM Unggul

Bonus demografi
BKKBN Jatim tekankan pentingnya kualitas SDM jelang bonus demografi. "Dua anak cukup" jadi strategi kunci menuju Indonesia Emas 2045. Foto: Dok Humas/ Ist
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Bonus demografi sering dianggap sebagai jaminan kesuksesan bangsa, namun BKKBN Provinsi Jawa Timur mengingatkan bahwa peluang ini hanya bisa diraih dengan persiapan matang. Dalam Diskusi Santai Bareng Awak Media yang digelar Jumat (20/6/2025) di Surabaya, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Dra. Maria Ernawati, M.M., menegaskan bahwa pengendalian kuantitas penduduk sudah mencapai target, dan kini saatnya beralih ke peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Total Fertility Rate (TFR) Jawa Timur tercatat 1,97, yang berarti rata-rata perempuan di provinsi ini hanya memiliki dua anak. Angka ini menunjukkan keberhasilan program keluarga berencana selama puluhan tahun. “Kalau bicara pengendalian penduduk, itu sudah selesai. Sekarang, fokus kita adalah memastikan setiap anak yang lahir bisa menjadi SDM unggul,” ujar Maria.

Maria menjelaskan bahwa bonus demografi—di mana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar—tidak otomatis membawa kemakmuran. Tanpa pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja yang memadai, justru bisa menjadi beban pembangunan. “Istilah bonus sering disalahartikan. Ini bukan hadiah cuma-cuma, tapi ujian bagi kesiapan kita,” tegasnya.

Dalam diskusi yang dihadiri 40 wartawan dari Pokja PIJAR dan Pokja Ngopi Bareng Bangga Kencana ini, BKKBN Jatim mengajak media untuk aktif menyosialisasikan pentingnya keluarga kecil berkualitas. “Dua anak cukup bukan sekadar slogan, tapi strategi untuk memastikan setiap keluarga bisa memberikan pendidikan terbaik dan perawatan kesehatan optimal kepada anak-anak mereka,” papar Maria.

Dengan perubahan status menjadi bagian dari kementerian, BKKBN kini memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pembangunan kependudukan dan keluarga. Maria mengibaratkannya seperti “rumah yang lebih besar dengan pekerjaan lebih banyak”. Fokus utama lembaga ini sekarang adalah menyiapkan SDM kompeten menyambut puncak bonus demografi dalam satu dekade mendatang.

Baca Juga  Sinergi KADIN Bangkalan dan Pemerintah Daerah! Dorong UMKM, Ekspor, dan Ekonomi Lokal Menuju Indonesia Emas 2045

Acara ini juga menghadirkan narasumber seperti Ketua IPADI Jatim Syafi’i dan Sekretaris Perwakilan BKKBN Jatim Ghana Renaldi Pasca Surya, SH., M.Ak., yang sepakat bahwa sinergi antara pemerintah, media, dan masyarakat penting untuk mengubah bonus demografi menjadi kekuatan nyata. “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Media adalah mitra kunci dalam menyebarkan kesadaran ini,” tambah Taufik Daryanto dari Tim Kerja Humas BKKBN Jatim.

Kebijakan dua anak cukup bukan hanya tentang mengendalikan populasi, tapi juga memastikan akses pendidikan, nutrisi, dan kesempatan kerja yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan jumlah anak yang terencana, keluarga bisa lebih fokus pada pengembangan keterampilan dan kesehatan mental anak.

Meski TFR Jawa Timur sudah ideal, tantangan seperti kesenjangan akses pendidikan dan tingkat pengangguran muda masih perlu diatasi. BKKBN Jatim berharap, melalui kolaborasi dengan media, pesan tentang pentingnya perencanaan keluarga dan investasi SDM bisa sampai ke seluruh lapisan masyarakat.