Ruang.co.id – Timnas Indonesia U-23 berhasil meraih status juara Grup A AFF U-23 Championship 2025 meski hanya bermain imbang 0-0 melawan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Hasil ini cukup untuk membawa Garuda Muda melaju ke babak semifinal dengan koleksi tujuh poin, sementara Malaysia tersingkir akibat kalah head-to-head dari Filipina. Pertandingan yang berlangsung alot ini menampilkan duel taktis antara dominasi penguasaan bola Indonesia dan strategi serangan balik cepat Malaysia. Senin, (21/7/2025).
Sejak menit awal, Timnas U-23 menunjukkan kontrol permainan yang solid dengan 58% penguasaan bola. Sayangnya, kreativitas di lini serang kurang maksimal. Jens Raven dan Robi Darwis beberapa kali mencoba menerobos pertahanan Malaysia, tapi tembakan mereka selalu bisa diamankan kiper Zulhilmi Sharani. Di sisi lain, Malaysia lebih memilih bermain rendah blok dan mengandalkan kecepatan Izwan Yuslan di sayap. Babak pertama berakhir tanpa gol meski kedua tim sama-sama menciptakan peluang.
Babak kedua justru lebih menegangkan. Malaysia nyaris membuka keunggulan di menit ke-49 melalui tembakan keras Izwan Yuslan yang meleset tipis. Kiper Cahya Supriadi menjadi bintang dengan dua penyelamatan krusial: menepis sepakan jarak dekat Ziad El Basheer (menit 53) dan menghalau tendangan sudut yang hampir membobol gawangnya. Pelatih Gerald Vanenburg kemudian memasukkan Hokky Caraka untuk meningkatkan daya gedor, tapi pertahanan Malaysia tetap kompak. Robi Darwis hampir memecah kebuntuan lewat tembakan dari luar kotak penalti di menit 72, namun bola melebar sedikit dari tiang gawang.
Di luar lapangan, dukungan untuk Timnas Indonesia U-23 terasa begitu kuat. Di Surabaya, puluhan suporter berkumpul di Masjid Al-Haq untuk menyaksikan pertandingan via nonton bareng. Heri Susanto, ketua organisasi kepemudaan setempat, mengaku sempat kecewa dengan permainan datar di babak pertama. “Tapi babak kedua lebih hidup. Kita lihat Vanenburg berusaha menyesuaikan strategi,” ujarnya. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan di semifinalāseperti menghadapi Thailand atau Vietnamāakan jauh lebih berat.
Hasil imbang ini mungkin kurang memuaskan bagi pencinta gol, tapi secara taktis, Indonesia menunjukkan kedisiplinan yang baik. Vanenburg berhasil mempertahankan rekor tak terkalahkan di grup, meski masih ada pekerjaan rumah seperti efisiensi dalam mencetak gol. Jika dibandingkan dengan laga sebelumnya melawan Brunei, tim terlihat lebih kesulitan menembus pertahanan Malaysia yang rapat. Untuk semifinal, peningkatan kualitas umpan akhir dan ketajaman di depan gawang menjadi kunci utama.
Dengan status juara grup, Timnas U-23 kini punya momentum psikologis untuk melangkah lebih jauh. Pertanyaan besarnya: apakah mereka bisa konsisten menghadapi tim sekelas Thailand atau Vietnam yang memiliki pengalaman lebih matang? Jawabannya akan terungkap di pertandingan selanjutnya.

