Sidoarjo, Ruang.co.id ā Tangis Nur Hanifah pecah, saat menyaksikan rumah yang telah ia tempati puluhan tahun, berubah sebagian besar ludes.
Janda 60 tahun asal Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian itu, hanya bisa pasrah, setelah kebakaran hebat melahap hampir seluruh bangunan rumahnya, pada Sabtu dini hari (13/9) pukul 01.00 WIB.
Api yang dugaannya berasal dari hubungan arus pendek listrik, dengan cepat merambat. Teras, ruang tamu, dua kamar tidur, hingga ruang makan tak tersisa.
Bahkan sebuah motor matic milik anaknya hangus, hanya menyisakan rangka dan mesin.
āSemua habis, tidak ada yang bisa diselamatkan. Saya cuma bisa keluar ditolong anak saya. Tangan saya ikut kena api waktu dibopong,ā tutur Nur Hanifah lirih, saat ditemui di RS Yapalis Krian.
Beruntung api tak sampai menjalar ke dapur. Tim Pemadam Kebakaran Pemkab Sidoarjo yang datang cepat berhasil menyelamatkan kulkas, mesin cuci, serta tabung gas LPG. Namun trauma Nur Hanifah dan anaknya tak bisa padam secepat itu.
Siang harinya, Bupati Sidoarjo Subandi dengan didampingi M. Nizar anggota DPRD Sidoarjo, datang langsung meninjau lokasi.
Melihat puing-puing atap rumah yang tinggal arang, ia menegaskan, segera mengalokasikan Anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk perbaikan.
āKondisinya seratus persen terbakar. Kalau hanya mengandalkan bantuan Baznas Rp 25 juta jelas tidak cukup. Maka saya pastikan dana BTT kita gunakan agar perbaikannya segera terlaksana,ā ucap Subandi di lokasi kebakaran.
Bupati juga meminta BPBD menghitung detail biaya pembangunan kembali rumah tersebut.
Sementara nantinya, warga desa diminta bergotong royong membersihkan puing.
āKita benahi juga instalasinya, karena dugaan kuat arus pendek listrik jadi penyebab kebakaran ini,ā tambahnya.
Nizar, yang juga Ketua Fraksi P. Golkar DPRD Sidoarjo yang juga hadir di lokasi, mengingatkan pentingnya pengecekan rutin kabel rumah.
āInstalasi listrik harus diperhatikan. Kabel lama atau sambungan tak standar bisa memicu kebakaran. Warga kami imbau lebih waspada,ā tukas Nizar kepada warga konstituen daerah pemilihnya.
Musibah ini menyisakan luka mendalam, namun juga menyalakan semangat solidaritas. Warga berjanji membantu membersihkan sisa kebakaran.
Bagi Nur Hanifah, rumah mungkin bisa dibangun kembali, tetapi kenangan dan rasa aman yang hilang butuh waktu lama untuk pulih.

