Ruang.co.id – PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) sebagai anak perusahaan PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) terus menunjukkan komitmen kokohnya dalam prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Komitmen berkelanjutan ini memiliki salah satu pilar utama berupa pelestarian ekosistem mangrove yang telah dijalankan tanpa henti sejak tahun 2010. Kamis, (16/10/2025). Perjalanan panjang selama satu setengah dekade itu kini menghadirkan hasil nyata yang membentang di kawasan pesisir sekitar pelabuhan.
Hingga tahun 2025, TPS dengan konsisten telah merehabilitasi dan menjaga keberlanjutan kawasan hutan mangrove seluas 22,7 hektare. Luasan yang signifikan ini bukan sekadar angka pencapaian perusahaan semata, melainkan sebuah kontribusi nyata untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Upaya strategis ini sekaligus menjadi bagian dari aksi global dalam mendukung mitigasi perubahan iklim yang kian mendesak.
Ekosistem mangrove yang dilestarikan TPS memainkan peran strategis yang multifungsi. Kawasan hijau ini berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi wilayah pesisir dari ancaman abrasi, banjir rob, serta terpaan angin kencang. Lebih dari itu, mangrove juga merupakan penyerap karbon alami atau carbon sink yang sangat efektif. Kemampuannya dalam menekan emisi gas rumah kaca menjadikannya aset vital dalam pertarungan melawan pemanasan global.
Pelestarian mangrove telah menjadi bagian integral dari strategi keberlanjutan jangka panjang TPS. Melalui program ini, perusahaan berhasil mengharmonikan kinerja operasional dan ekonomi dengan tanggung jawab sosial serta lingkungan yang inklusif. Visi ini diwujudkan melalui serangkaian aksi kolaboratif yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Sebagai penguatan program, TPS menjalin kolaborasi dengan Petani Mangrove Wonorejo pada tahun 2022. Sinergi ini diwujudkan melalui kegiatan pembibitan sebanyak 10.000 bibit mangrove. Bibit-bibit tersebut kemudian didistribusikan secara luas melalui program donasi oksigen dan kegiatan penyulaman di Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo. Langkah konkret ini menjadi bukti dukungan perusahaan terhadap penanganan krisis iklim global dari tingkat akar rumput.
Komitmen kolaboratif TPS terus berlanjut di tahun 2025 melalui kerja sama dengan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mandiri Lestari Surabaya. KUB ini merupakan komunitas masyarakat pesisir yang aktif dalam pembibitan dan penanaman mangrove. Melalui sinergi yang erat ini, TPS kembali melaksanakan pembibitan 10.000 bibit mangrove. Program berkelanjutan ini bertujuan untuk memperluas kawasan hijau pesisir dan sekaligus memperkuat ketahanan ekosistem untuk jangka panjang.
Sekretaris Perusahaan TPS, Erika A. Palupi, menyampaikan bahwa pelestarian mangrove telah menjadi denyut nadi dari implementasi prinsip ESG perusahaan. Ia menegaskan bahwa sebagai pelabuhan petikemas modern, TPS tidak hanya berfokus pada efisiensi operasional semata. Setiap langkah bisnis perusahaan dirancang untuk selaras dengan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Mangrove dipandang sebagai simbol komitmen jangka panjang TPS terhadap bumi dan masa depan yang berkelanjutan.
Erika juga menekankan bahwa bagi TPS, mangrove bukan sekadar pohon di pesisir, melainkan benteng kehidupan yang nyata. Menjaga dan melestarikannya dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan lingkungan dan generasi mendatang. Pernyataan ini mencerminkan filosofi perusahaan yang mendalam.
Sebagai bentuk penguatan program berbasis hasil atau impact-based program, TPS saat ini tengah menyiapkan pengukuran manfaat terhadap lingkungan dan sosial dari program pelestarian mangrove. Langkah progresif ini bertujuan untuk memastikan efektivitas, keberlanjutan, dan nilai manfaat program dapat terukur secara jelas. Dengan demikian, setiap upaya yang dilakukan dapat memberikan dampak yang benar-benar signifikan bagi ekosistem maupun masyarakat sekitar.

