ruang

Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Neraka di Balik Dinding Keluarga

Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Gambar: Ilustrasi
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali menjadi sorotan publik. Kasus demi kasus terus bermunculan, mengungkap sisi gelap dari banyak rumah tangga yang selama ini dianggap harmonis. Kenapa masalah ini masih terus terjadi dan apa yang dapat kita lakukan untuk menghentikannya?

Di balik dinding rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman, tersimpan luka mendalam bagi banyak korban KDRT. Kenapa rumah yang seharusnya menjadi surga, justru menjadi neraka bagi sebagian orang? KDRT merupakan masalah serius yang masih menjadi momok dalam masyarakat. Tindakan kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga ini tidak hanya menyakiti fisik, namun juga mental dan emosional korban. KDRT dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik, seksual, psikologis, hingga ekonomi.

Apa yang Menyebabkan KDRT?

Penyebab KDRT sangat kompleks dan melibatkan berbagai faktor, baik individu, hubungan, sosial, maupun budaya. Beberapa faktor yang sering diidentifikasi sebagai penyebab KDRT antara lain:

  • Faktor Individu. Pelaku KDRT seringkali memiliki riwayat kekerasan dalam keluarganya, gangguan mental, atau masalah penyalahgunaan zat. Selain itu, pandangan yang tidak setara antara laki-laki dan perempuan juga dapat menjadi pemicu.
  • Faktor Hubungan. Dinamika kekuasaan yang tidak seimbang dalam hubungan, konflik yang tidak terkendali, dan kecemburuan yang berlebihan seringkali menjadi pemicu terjadinya KDRT.
  • Faktor Sosial dan Budaya. Norma sosial yang mentoleransi kekerasan, stereotip gender, serta kondisi sosial ekonomi yang tidak menentu juga dapat meningkatkan risiko terjadinya KDRT.

Dampak KDRT

KDRT tidak hanya berdampak pada korban secara langsung, namun juga pada keluarga dan masyarakat secara luas. Korban KDRT seringkali mengalami trauma fisik dan psikologis yang berkepanjangan, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Selain itu, anak-anak yang menyaksikan atau mengalami KDRT juga dapat mengalami trauma jangka panjang.

Baca Juga  Yogyakarta Catat Angka Kasus Skizofrenia Tertinggi di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Mencegah dan Mengatasi KDRT

Untuk mencegah dan mengatasi KDRT, diperlukan upaya dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya KDRT dan pentingnya kesetaraan gender.
  • Memperkuat penegakan hukum terhadap pelaku KDRT dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi korban.
  • Menyediakan layanan bantuan yang komprehensif bagi korban KDRT, seperti tempat penampungan, konseling, dan pendampingan hukum.
  • Memberikan pendidikan tentang hubungan yang sehat dan cara menyelesaikan konflik secara damai.

Setiap kasus KDRT adalah cerita pilu yang menyayat hati. Bayangkan hidup dalam ketakutan, kehilangan rasa aman, dan terus menerus disakiti oleh orang terdekat. KDRT bukan hanya sekadar angka, tapi juga kisah nyata dari jutaan perempuan dan anak-anak yang menjadi korban. Hal ini sudah bukanlah masalah pribadi, melainkan masalah sosial yang harus ditangani bersama.