Benarkah Jabat Tangan Bisa Bongkar Kepribadian? Ini Analisis Psikolog & Trik Membaca Karakter!

cara jabat tangan ungkap kepribadian
Ilustrasi dua orang berjabat tangan dengan ekspresi berbeda. Foto:@Freepik.com
Ruang Nyala
Ruang Nyala
Print PDF

Ruang.co.id – Pernahkah Anda merasa kesan pertama seseorang berubah hanya dari caranya berjabat tangan? Ternyata, cara jabat tangan ungkap kepribadian bukan sekadar mitos. Psikolog dan ahli bahasa tubuh telah membuktikan bahwa genggaman tangan, tekanan, bahkan durasi berjabat tangan bisa menjadi cerminan karakter seseorang. Apakah Anda tipe yang menggenggam erat, lemas, atau justru menghindari kontak mata? Mari kita kupas tuntas!

Dari Ritual Perdamaian hingga Analisis Psikologi

Awalnya, jabat tangan adalah simbol perdamaian—tanda bahwa seseorang tidak membawa senjata. Kini, di era modern, arti jabat tangan berkembang menjadi bagian penting dalam komunikasi nonverbal. Dalam dunia profesional, jabat tangan yang baik bisa membuka pintu networking, sementara di kehidupan sosial, ia bisa menjadi penanda ketertarikan atau keengganan.

Menurut penelitian dalam Journal of Personality and Social Psychology, orang yang memiliki jabat tangan tegas cenderung lebih ekstrover dan terbuka. Sementara itu, mereka yang memberikan genggaman lemas sering dikaitkan dengan sifat introver atau kurang percaya diri.

Makna di Balik 5 Gaya Jabat Tangan yang Paling Umum

Jabat Tangan Tegas & Berenergi

Jika seseorang menggenggam tangan Anda dengan tekanan kuat dan mantap, ini bisa menjadi tanda kepribadian ekstrover. Orang dengan jabat tangan tegas biasanya percaya diri, ambisius, dan nyaman dalam interaksi sosial.

Seorang psikolog klinis, Ikhsan Bella Persada, M.Psi, menjelaskan: “Genggaman yang kuat menunjukkan kepercayaan diri dan kesiapan untuk terlibat dalam percakapan. Namun, jika terlalu keras, bisa juga diartikan sebagai dominasi.”

Jabat Tangan Lemas & Kurang Daya

Berbeda dengan tipe sebelumnya, jabat tangan lemas sering kali meninggalkan kesan kurang antusias. Lillian Glass, PhD., pakar bahasa tubuh, mengatakan bahwa gerakan ini bisa mengindikasikan ketidaktertarikan atau bahkan ketidakpedulian.

Baca Juga  Ternyata Ada 4 Tipe Introvert yang Harus Kamu Ketahui

“Orang yang memberikan jabat tangan lemas seperti mengirim pesan: Aku tidak benar-benar ingin berada di sini,” ujarnya. Namun, perlu diingat bahwa beberapa orang memiliki kondisi fisik atau kebiasaan budaya yang memengaruhi gaya jabat tangan mereka.

Jabat Tangan ‘Politikus’ (Dua Tangan)

Pernah melihat seseorang berjabat tangan dengan kedua tangan sekaligus? Teknik ini sering digunakan oleh politisi dan public speaker untuk menciptakan kesan lebih hangat dan tulus.

Namun, Dr. Glass memperingatkan: “Meskipun terlihat ramah, teknik ini bisa jadi strategi manipulasi psikologis untuk membuat lawan bicara merasa lebih dekat.”

Jabat Tangan Cepat & Tergesa-gesa

Jika seseorang langsung melepas genggaman segera setelah bersentuhan, ini bisa menjadi tanda kegugupan atau keinginan untuk segera mengakhiri interaksi.

“Jabat tangan yang terburu-buru sering kali menunjukkan ketidaknyamanan atau bahkan keengganan untuk terlibat lebih jauh,” jelas Dr. Glass.

Jabat Tangan Tanpa Kontak Mata

Kontak mata adalah elemen kunci dalam komunikasi nonverbal. Jika seseorang menghindari tatapan saat berjabat tangan, bisa jadi ia kurang percaya diri atau tidak tertarik.

“Ini bisa menimbulkan kesan tidak sopan atau tidak tulus,” tambah Ikhsan.

Seberapa Akurat Jabat Tangan dalam Membaca Karakter?

Meskipun ada korelasi antara gaya jabat tangan dan kepribadian, penting untuk tidak membuat penilaian instan. Ikhsan menekankan bahwa kepribadian manusia sangat kompleks dan dipengaruhi banyak faktor, termasuk budaya, pengalaman, dan kondisi emosional saat itu.

“Jabat tangan bisa memberikan petunjuk awal, tapi jangan jadikan ini satu-satunya patokan,” katanya.

Tips Berjabat Tangan yang Memberi Kesan Positif

Bagi Anda yang ingin meninggalkan kesan baik, berikut beberapa tips sederhana:

  • Genggam tangan dengan tekanan seimbang—tidak terlalu keras atau lemas.
  • Pertahankan kontak mata dan senyum ramah.
  • Hindari jabat tangan terlalu singkat atau terlalu lama.
  • Sesuaikan dengan konteks budaya—beberapa budaya memiliki aturan jabat tangan yang berbeda.
Baca Juga  5 Zodiak yang Paling Emosional: Sensitivitas yang Mendalam

Jabat tangan memang bisa menjadi jendela kecil untuk melihat kepribadian seseorang, tetapi bukan alat diagnostik yang mutlak. Yang terpenting, gunakan momen ini untuk membangun koneksi positif—baik dalam dunia profesional maupun kehidupan sosial.


Tidak selalu. Bisa saja orang tersebut sedang lelah, sakit, atau berasal dari budaya yang tidak terlalu menekankan jabat tangan kuat.

Teknik ini digunakan untuk menciptakan kesan lebih tulus dan dekat, meskipun tidak selalu mencerminkan ketulusan sebenarnya.

Latih genggaman yang seimbang, perbaiki postur tubuh, dan selalu lakukan kontak mata.