ruang

Mengenal Kesenian Tradisional Nusa Tenggara Barat

Kesenian Tradisional NTB Songket Sasak
Songket sosok (sumber: pinterest/lombok.com)
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satu bagian Indonesia timur yang indah. NTB menyimpan kekayaan budaya yang begitu beragam, salah satunya adalah kesenian tradisionalnya. Tarian, musik, dan seni pertunjukan lainnya menjadi cerminan dari kehidupan masyarakat NTB yang kaya akan sejarah dan adat istiadat.

Fungsi kesenian tradisional dalam kehidupan masyarakat NTB sangatlah penting. Kesenian tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, nilai-nilai agama, dan sejarah suatu daerah. Selain itu, kesenian tradisional juga berperan penting dalam melestarikan identitas budaya dan mempererat tali silaturahmi antar masyarakat.

Setiap tarian dan musik memiliki makna dan filosofi tersendiri yang sudah menjadi warisan secara turun-temurun.

Seni Tari

Nusa Tenggara Barat menyimpan kekayaan budaya yang begitu kaya, salah satunya tercermin dalam ragam tarian tradisionalnya. Tari Gandrung Lombok dan Tari Batu Nganga, misalnya, merupakan dua tarian yang berasal dari wilayah yang sama namun memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Gerakannya yang lembut dan ekspresif, menggambarkan keindahan alam dan kehidupan masyarakat Lombok. Tari ini memiliki asal-usul yang terkait dengan ritual pertanian dan kesuburan.

Sebaliknya, Tari Batu Nganga menampilkan gerakan yang lebih energik, mencerminkan semangat juang dan kegagahan para pahlawan. Kedua tarian ini menjadi bukti kekayaan budaya NTB yang terus lestari hingga kini.

Seni Musik Tradisional

Selain tari, seni musik juga sangat beragam di sini. Gendang beleq, serunai, dan gong gede terbuat dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar lingkungan. Musik gendang beleq terbuat dari kayu dan kulit hewan, serunai terbuat dari bambu, sedangkan gong gede terbuat dari perunggu. Proses pembuatan instrumen-instrumen ini membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dari generasi secara turun-temurun.

Baca Juga  Antisipasi KK Baru Mendaftar PPDB SDN-SMPN Jalur Zonasi, Ini Langkah Dispendik Surabaya
Seni Tari Gandrung Lombok NTB
Seni Tari Gandrung Lombok NTB (sumber: pinterest/IDN Times NTB

Kerajinan Tangan

Masyarakat NTB juga sangat mahir membuat kerajinan tangan khas mereka. Songket Sasak dan anyaman ketak merupakan dua warisan budaya Nusa Tenggara Barat yang kaya akan keindahan dan makna. Songket Sasak, dengan motif-motifnya yang khas dan warna-warni yang mencolok, mencerminkan kehalusan tangan penenun dan kekayaan imajinasi masyarakat Sasak. Proses pembuatannya ditenun secara manual menggunakan alat tenun tradisional.

Sementara itu, anyaman ketak, yang terbuat dari serat tanaman ketak, memiliki tekstur yang kuat dan pola yang unik, menjadikannya sebuah karya seni yang fungsional dan estetis. Anyaman ketak dibuat dengan cara merajut serat ketak menjadi berbagai bentuk. Setiap helai benang dan setiap simpul pada anyaman ketak mengandung makna simbolis dan filosofi hidup masyarakat Sasak.

Wayang Kulit Sasak

Teater tradisional Lombok dengan cerita heroik Amir Hamzah. Wayang kulit Sasak memiliki ciri khas tersendiri daripada wayang kulit dari daerah lain, baik dari segi bentuk wayang, cerita, maupun musik pengiringnya. Cerita-cerita dalam wayang kulit Sasak umumnya diambil dari kisah-kisah lokal dan cerita rakyat Sasak, yang dipadukan dengan unsur-unsur Islam. Wayang-wayang kulit yang terbuat dari kulit sapi ini diukir dengan sangat detail dan memiliki ekspresi wajah yang khas.

Peresean

Seni bela diri tradisional Lombok yang menampilkan pertarungan dengan tongkat dan perisai. Dua pesilat, yang disebut pepadu, akan saling berhadapan dengan membawa pencak dan pelepah enau. Lebih dari sekadar pertandingan fisik, peresean merupakan cerminan dari nilai-nilai luhur masyarakat Sasak, seperti keberanian, ketangguhan, sportivitas, dan persaudaraan.

Tradisi Bau Nyale

Kesenian tradisional ntb Bau Nyale
Bau Nyale (sumber: pinterest/justgoindonesia)

Bau nyale berasal dari bahasa Sasak yang berarti “menangkap cacing laut”. Tradisi ini berkaitan dengan legenda putri Mandalika yang memilih terjun ke laut untuk menghindari perjodohan yang tidak ia inginkan. Tubuhnya kemudian berubah menjadi ribuan cacing laut kecil yang terkenal sebagai nyale.

Bau Nyale merupakan tradisi tahunan yang unik di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perayaannya setiap bulan kesepuluh dalam kalender Sasak, biasanya jatuh pada bulan Februari atau Maret. Bagi masyarakat Sasak, nyale dianggap sebagai simbol kesuburan dan kehidupan. Tradisi bau nyale menjadi momen untuk mempersembahkan doa dan harapan kepada para leluhur dan dewa-dewa agar diberikan berkah dalam pertanian dan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Ini Sosok Manusia Pertama Penjelajah Luar Angkasa

Ritual pertama yaitu dengan upacara adat yang melibatkan doa dan sesaji. Setelah itu, masyarakat akan berbondong-bondong menuju pantai untuk menangkap nyale. Mereka menggunakan alat-alat sederhana seperti saringan atau tangan kosong untuk mengumpulkan cacing-cacing laut tersebut. Kemudian nyale dapat menjadi berbagai makanan tradisional, seperti sate nyale, pepes nyale, dan rempeyek nyale. Selain itu, masyarakat memiliki kepercayaan nyale berkhasiat untuk kesehatan dan sebagai pengobatan tradisional.