Surabaya, Ruang.co.id – Pernahkah Anda merasa seperti berada di tengah-tengah pertempuran antara dua generasi? Itulah yang dirasakan oleh generasi sandwich.
Terjebak di antara tanggung jawab merawat orang tua yang semakin menua dan membesarkan anak-anak yang sedang tumbuh, generasi sandwich seringkali merasa terbebani dan kelelahan.
Apa Itu Generasi Sandwich?
Istilah “generasi sandwich” mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, fenomena ini semakin sering kita jumpai di masyarakat modern.
Generasi ini merujuk pada individu, umumnya berusia antara 30 hingga 50 tahun, yang memiliki tanggung jawab ganda dalam merawat dan mendukung dua generasi sekaligus: orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak yang masih membutuhkan.
Perumpamaan roti sandwich sangat tepat untuk menggambarkan situasi ini. Individu generasi ini berada di tengah, “terjepit” antara dua generasi lainnya.
Mereka harus menyediakan dukungan finansial, emosional, dan fisik bagi orang tua mereka yang mungkin membutuhkan perawatan medis atau bantuan dalam kegiatan sehari-hari.
Di sisi lain, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka, mulai dari memenuhi kebutuhan dasar hingga mendukung pendidikan dan masa depan mereka.
Bayangkan seperti ini: Anda harus menjadi pahlawan super yang siap siaga 24 jam. Di satu sisi, Anda harus menjadi sandaran bagi orang tua yang mungkin sedang sakit-sakitan atau membutuhkan bantuan dalam kegiatan sehari-hari.
Di sisi lain, Anda juga harus menjadi sosok panutan bagi anak-anak yang sedang mencari jati diri. Beban tanggung jawab yang begitu besar ini tentu saja dapat menimbulkan stres yang luar biasa.
Akibatnya, generasi yang berada di antara dua generasi ini seringkali mengabaikan kebutuhan diri sendiri.
Waktu untuk bersantai, berolahraga, atau sekadar menikmati hobi menjadi sangat terbatas. Stres yang berkepanjangan ini juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, mulai dari gangguan tidur hingga depresi.
Selain itu, perbedaan pendapat dalam keluarga mengenai perawatan orang tua atau pengasuhan anak juga bisa menjadi sumber konflik.
Setiap anggota keluarga memiliki pandangan yang berbeda, dan generasi sandwich seringkali berada di tengah-tengah perselisihan.
Menjadi generasi sandwich memang penuh tantangan, namun bukan berarti tidak ada jalan keluar.
Perencanaan yang matang, dukungan yang kuat, dan sikap yang positif, generasi sandwich dapat mengatasi berbagai kesulitan dan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup.