ruang

Inovasi Mahasiswa ITS Surabaya: Prototipe Gedung Tahan Gempa Berkonsep Eco-Quake

prototipe gedung ramah lingkungan
Mahasiswa ITS berhasil merancang gedung tahan gempa berkonsep Eco-Quake yang ramah lingkungan, mengutamakan kekuatan kolom dan material berkelanjutan seperti SCC.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi di sektor konstruksi berkelanjutan dengan merancang prototipe gedung tahan gempa ramah lingkungan bernama Eco-Quake. Inovasi ini merupakan konsep bangunan berkelanjutan yang didesain tidak hanya untuk menghadapi gempa bumi, tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan dengan penggunaan bahan-bahan yang lebih efisien.

Ketua Tim ASURA ITS, Handika Ardhi Nugraha, menjelaskan bahwa konsep Eco-Quake dibuat untuk mengatasi tantangan gempa yang sering terjadi di Indonesia. “Prototipe ini menggunakan pendekatan Strong Column Weak Beam (SCWB) yang mengutamakan kekuatan kolom sebagai penopang utama bangunan, menjadikannya lebih kokoh saat gempa,” jelas Handika. Menurutnya, kolom yang kuat sangat penting untuk memastikan stabilitas bangunan, karena bertanggung jawab terhadap distribusi beban keseluruhan.

Material bangunan ini juga dipilih dengan mempertimbangkan keberlanjutan. Tim ASURA ITS menggunakan Self Compacting Concrete (SCC) sebagai bahan utama konstruksi. SCC merupakan semen yang mampu memadatkan diri tanpa perlu vibrator tambahan, menghemat waktu dan energi. Menariknya, material ini juga mengandung bahan alternatif ramah lingkungan seperti cangkang telur dan serbuk granit, sehingga dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Handika menambahkan bahwa selain faktor material, pertimbangan kondisi lingkungan juga krusial dalam membangun gedung tahan gempa. “Kami perlu menganalisis jenis tanah serta risiko seismik di sekitar lokasi pembangunan agar bangunan mampu bertahan secara optimal saat gempa,” ungkap mahasiswa asal Trenggalek itu. Dengan mempertimbangkan faktor ini, tim ASURA berharap bangunan dapat menahan getaran lebih efektif.
Dalam uji coba yang dilakukan, prototipe bangunan ini dilengkapi kolom vertikal berukuran 15 x 15 mm dan balok horizontal sebesar 12 x 8 mm. Uji simulasi gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter menunjukkan bahwa bangunan hanya mengalami simpangan sekitar 2,011 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa prototipe mampu menahan guncangan dengan tingkat kerusakan yang minimal.

Baca Juga  Nusa Penida dan Gili Matra Resmi Menjadi PSSA Pertama di Indonesia

Inovasi gedung tahan gempa Eco-Quake ini membawa tim ITS meraih juara III pada Kompetisi Model Bangunan Gedung Beton Pracetak dalam gelaran Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia XV 2024. Handika dan tim berharap teknologi ini dapat diterapkan pada bangunan di wilayah rawan gempa di Indonesia. “Kami berharap inovasi ini dapat menjadi kontribusi nyata bagi pembangunan Indonesia yang lebih kokoh dan ramah lingkungan,” harapnya.