ruang

Seseorang yang Sering Dilukai Menunjukkan Perilaku Seperti Ini

Ilustrasi (pexels)
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang sepertinya mudah sekali tersinggung atau merasa terluka? Atau mungkin kamu sendiri pernah merasakan hal serupa? Ketika perasaan seseorang sering dilukai, hal ini dapat memengaruhi berbagai aspek perilaku kehidupan mereka, mulai dari hubungan interpersonal hingga kesehatan mental.

Seseorang dapat menjadi lebih sensitif terhadap luka emosional akibat berbagai faktor. Pengalaman masa lalu, terutama trauma masa kecil seperti pengabaian atau pelecehan, dapat meninggalkan bekas mendalam yang membuatnya rentan terhadap luka hati di kemudian hari. Selain itu, perbandingan sosial yang tidak sehat, gaya kepribadian yang sensitif atau perfeksionis, serta kondisi kesehatan mental juga turut berkontribusi dalam meningkatkan kepekaan seseorang terhadap kritik dan penolakan. Sehingga hal ini membuatnya lebih mudah merasa terluka.

Orang yang sering dilukai perasaannya cenderung menunjukkan beberapa perilaku khas.

Menghindari konflik

Orang yang sering merasa terluka cenderung menghindari situasi yang bisa memicu perselisihan atau perbedaan pendapat. Mereka takut akan penolakan, kritik, atau bahkan hanya perbedaan pendapat ringan sekalipun. Untuk menjaga perasaan mereka tetap aman, mereka lebih memilih untuk mendiamkan masalah atau menghindari interaksi yang berpotensi menimbulkan konflik. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan pribadi dan hubungan sosial mereka.

Menarik diri

Akibat sering merasa terluka, seseorang mungkin mulai menarik diri dari pergaulan. Mereka merasa tidak diterima atau tidak layak untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka mungkin menghindari acara sosial, menolak ajakan teman, atau bahkan membatasi komunikasi dengan orang-orang terdekat. Isolasi sosial ini bisa memperburuk perasaan kesepian dan rendah diri mereka.

Memperkuat pertahanan diri

Sebagai mekanisme pertahanan diri, orang yang sering terluka mungkin membangun tembok pelindung di sekitar diri mereka. Mereka bisa menjadi sangat defensif, bersikap sinis terhadap orang lain, atau bahkan menunjukkan sikap agresif. Perilaku ini bertujuan untuk melindungi diri mereka dari luka emosional lebih lanjut. Namun, sayangnya, pertahanan diri yang berlebihan ini justru bisa mengasingkan mereka dari orang lain.

Baca Juga  Trauma dalam Hubungan: Luka yang Bisa Membayangi Masa Depan

Menyalahkan diri sendiri

Ketika sesuatu berjalan tidak sesuai harapan, orang yang sering terluka cenderung menyalahkan diri sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik, tidak kompeten, atau tidak layak mendapatkan hal-hal yang baik.

Sikap menyalahkan diri sendiri ini bisa mengikis kepercayaan diri mereka dan membuat mereka merasa tidak berdaya.

Memiliki kesulitan dalam membangun kepercayaan

Ketakutan akan pengkhianatan membuat orang yang sering terluka kesulitan untuk membangun kepercayaan dengan orang lain. Mereka mungkin ragu-ragu untuk membuka diri atau berbagi perasaan mereka.

Mereka juga mungkin sering mencurigai niat baik orang lain dan merasa bahwa mereka akan selalu dikecewakan. Hal ini membuat mereka sulit untuk menjalin hubungan yang intim dan berarti.