Wabah PMK Merebak! Eri Cahyadi Siapkan Langkah Tegas untuk Surabaya

pengawasan ternak Wabah PMK di Surabaya
Wabah PMK menyerang 30 kabupaten/kota di Jawa Timur. Wali Kota Eri Cahyadi memperketat pengawasan lapangan demi melindungi ternak di Surabaya.
Ruang redaksi
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di Jawa Timur, menyerang lebih dari 30 kabupaten dan kota. Ancaman wabah ini menjadi perhatian serius, terutama bagi kota besar seperti Surabaya, yang memiliki jaringan distribusi ternak cukup luas. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan langkah-langkah konkret untuk melindungi ternak dari ancaman PMK.

“Kami harus bertindak cepat dan tepat. Pengawasan di lapangan akan terus diperketat untuk mencegah penyebaran PMK masuk ke Surabaya,” tegas Eri saat memberikan arahan kepada tim monitoring lapangan.

Berdasarkan laporan Dinas Peternakan Jawa Timur, wabah PMK telah menjangkiti ribuan ternak di berbagai daerah. Kota-kota besar seperti Malang, Gresik, dan Sidoarjo mencatat angka infeksi yang signifikan. Dengan posisi geografis Surabaya yang menjadi pusat distribusi ternak, risiko penyebaran PMK ke kota ini menjadi perhatian utama.

“Surabaya memiliki peran strategis sebagai hub distribusi ternak di Jawa Timur. Ini membuat kami harus ekstra waspada,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Surabaya.

Menghadapi situasi ini, Pemerintah Kota Surabaya telah mengambil langkah preventif. Monitoring di pasar hewan, rumah potong hewan (RPH), serta jalur distribusi ternak diperketat. Tim kesehatan hewan juga diturunkan untuk memantau langsung kondisi ternak di lapangan.

Selain itu, Pemkot bekerja sama dengan instansi terkait untuk mengedukasi peternak dan pedagang ternak tentang pentingnya menjaga kebersihan kandang serta mengenali gejala awal PMK.

“Pengawasan ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga membutuhkan kerja sama aktif dari masyarakat, terutama peternak,” tambah Eri Cahyadi.

Wabah PMK tak hanya menjadi ancaman kesehatan hewan, tetapi juga berpotensi memengaruhi perekonomian daerah. Harga ternak dapat anjlok, sementara kebutuhan daging tetap tinggi, terutama menjelang perayaan keagamaan seperti Idul Adha.

Baca Juga  Satpol PP Surabaya Perketat Penertiban 137 Traffic Light dan Pedestrian Jelang Peringatan Hari Otoda 2024

Pemkot Surabaya pun memastikan bahwa pasokan daging di kota tetap aman. “Kami menjaga stok daging tetap stabil di pasar, tanpa mengesampingkan kualitas dan keamanan produk,” kata Eri.

Wali Kota Surabaya mengajak semua pihak untuk bersatu dalam menghadapi wabah ini. Ia berharap masyarakat tidak panik tetapi tetap waspada. Sosialisasi dan edukasi terus digencarkan agar masyarakat memahami pentingnya langkah pencegahan PMK.

“Kita harus bersama-sama, bukan hanya memikirkan dampaknya bagi hewan ternak, tetapi juga bagi masyarakat yang bergantung pada sektor ini. Saya yakin dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengatasi tantangan ini,” pungkasnya.