Dame Un Grrr Un Que Meledak di TikTok, Ini Cerita di Balik Viral yang Bikin Penasaran

Viralitas Dame Un Grrr Un Que
Tren 'Dame Un Grrr Un Que' tiba-tiba menggila di TikTok. Foto: @YT_ Fantomel
Ruang Sely
Ruang Sely
Print PDF

Ruang.co.id – Suara “Dame Un Grrr Un Que” tiba-tiba seperti hujan meteor di linimasa TikTok. Satu hari biasa-biasa saja, esoknya, seluruh FYP dipenuhi dengan frasa berbahasa Spanyol ini yang diucapkan dengan intonasi dramatis, diiringi gelak tawa atau ekspresi wajah over-the-top. Tapi di balik hype yang meledak-ledak ini, ada cerita menarik tentang bagaimana sebuah potongan lagu bisa berubah menjadi cultural phenomenon.

Dari Lagu Romantis ke Meme Internet: Transformasi yang Tak Terduga

Awalnya, “Dame Un Grrr Un Que” adalah judul lagu yang dinyanyikan oleh Fantomel dan Kate Linn, dua musisi yang mungkin tidak menyangka karyanya akan jadi bahan meme global. Lagu ini sebenarnya bernuansa romantis, dengan lirik “Dame Un Grrr” yang berarti “Berikan Aku Pesonamu” dalam terjemahan kasar. Namun, seperti banyak hal di internet, makna asli seringkali tersingkir oleh kreativitas absurd para pengguna TikTok.

Viralitasnya dimulai ketika akun @ciambellaglitterata memposting video parodi permainan kuda bisik, di mana frasa ini diucapkan dengan cara yang sengaja dibuat kacau dan lucu. Video itu menjadi spark yang menyulut api kreativitas tanpa batas. Dalam hitungan hari, sound ini diadaptasi menjadi backsound untuk segala hal, mulai dari video hewan peliharaan yang bertingkah hingga klip fail sehari-hari.

Algoritma TikTok dan Daya Magis Konten Absurd

Mengapa sound seperti ini bisa viral begitu cepat? Rahasianya terletak pada kombinasi antara kesederhanaan dan keunikan. “Dame Un Grrr Un Que” mudah diingat, punya ritme yang catchy, dan yang terpenting—fleksibel untuk dikreasikan ulang. Algoritma TikTok, yang dirancang untuk mendorong konten pendek dan menghibur, dengan cepat menangkap tren ini dan memompanya ke jutaan feed pengguna.

Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana platform seperti TikTok mengaburkan batas antara musik, komedi, dan budaya pop. Sebuah lagu yang mungkin tidak masuk chart musik tradisional bisa tiba-tiba menjadi soundtrack kolektif bagi generasi digital, berkat daya adaptasinya yang luar biasa.

Baca Juga  Maliq & D'Essentials Buka Hati dengan 'Dekat', Single Romantis di Usia 23 Tahun Berkarya

Cara Memanfaatkan Tren untuk Meningkatkan Engagement

Bagi kreator konten, momen seperti ini adalah golden opportunity. Tren “Dame Un Grrr Un Que” menawarkan beberapa pelajaran berharga:

Pertama, kecepatan bereaksi menentukan kesuksesan. Konten yang diunggah di puncak hype biasanya mendapat jangkauan organik lebih besar. Kedua, orisinalitas dalam ketepatan. Meski banyak yang menggunakan sound sama, konten dengan twist unik—seperti memadukannya dengan tren lain atau menambahkan narasi personal—akan lebih mudah menonjol.

Terakhir, jangan takut untuk tidak serius. Kekuatan utama tren ini justru terletak pada sifatnya yang light-hearted dan mudah dinikmati. Pengguna internet saat ini lebih menghargai konten yang autentik dan menghibur daripada yang terlalu dipoles.

Mengapa Konten seperti Ini Selalu Berhasil?

Jawabannya sederhana: relatabilitas dan kebahagiaan instan. Di era di mana perhatian manusia semakin pendek, konten seperti “Dame Un Grrr Un Que” berhasil memenuhi hasrat akan hiburan cepat yang bisa dinikmati siapa saja, kapan saja.

Tren ini juga mencerminkan bagaimana platform seperti TikTok telah menjadi cultural equalizer—tempat di mana sebuah lagu dari Spanyol bisa jadi bahan tertawaan global, dan di mana siapa pun, dari mana pun, bisa menjadi bagian dari sebuah inside joke yang mendunia.

Jadi, sementara sound ini masih terus bergulir, mungkin inilah saatnya untuk ikut bermain. Siapa tahu, video Andalah yang berikutnya akan memicu gelombang kreativitas baru!

Frasa ini berasal dari lagu berbahasa Spanyol yang berarti Berikan Aku Pesonamu, tetapi di TikTok lebih sering dipakai sebagai suara lucu tanpa konteks literal.

Akun @ciambellaglitterata dianggap sebagai pencetus awal lewat video parodi kuda bisik, yang kemudian memicu ribuan user-generated content.

Coba padukan dengan konsep unik, seperti sketch komedi, reaksi dramatis, atau kolaborasi dengan kreator lain. Kuncinya adalah kreativitas dan timing!