ruang

Perilaku Tone Deaf Lagi Banyak Dibicarakan, Apa Itu?

Perilaku Tone Deaf yang sedang ramai dibicarakan
Gambar: Ilustrasi seseorang yang berperilaku tone deaf
Ruang Ilham
Ruang Ilham
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Istilah “tone deaf” sering kita dengar dalam konteks sosial, terutama di era media sosial. Secara harfiah, tone deaf berarti “tuli nada”, merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk mengenali atau menghasilkan nada dengan tepat.

Namun, dalam konteks sosial, tone deaf memiliki makna perilaku yang lebih luas.

Apa itu Perilaku Tone Deaf?

Perilaku tone deaf adalah ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan merespons situasi sosial dengan tepat. Orang yang tone deaf seringkali melontarkan pernyataan atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan konteks atau perasaan orang lain.

Mereka kurang peka terhadap nuansa sosial, sentimen publik, atau konteks situasi tertentu. Akibatnya, tindakan mereka bisa dianggap tidak sopan, menyakitkan, atau bahkan ofensif.

Ciri-ciri Perilaku Tone Deaf

Kurang peka terhadap perasaan orang lain termasuk ciri dari perilaku tone deaf.  Mereka mungkin tidak menyadari ketika seseorang merasa tersinggung, sedih, atau terganggu.

Komunikasi yang canggung juga termasuk. Seringkali mengatakan hal-hal yang tidak pantas atau keluar dari konteks dalam situasi sosial.

Ada pula jika seseorang tidak memperhatikan kontek, dengan elontarkan pendapat atau lelucon yang tidak sesuai dengan situasi yang sedang terjadi.

Ciri lainnya juga kurangnya empati. Mereka sulit untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami perspektif mereka.

Dan yang terakhir yaitu tidak mau menerima kritik. Menolak untuk mengakui kesalahan atau memperbaiki perilaku yang tidak tepat.

Contoh Perilaku Tone Deaf

Perilaku Tone Deaf ini sebenarnya banyak ditemui namun kadangkala seseorang masih tidak sadar bahwa tindakan tersebut termasuk tone deaf. Misalkan di tempat kerja seperti seorang atasan yang membuat lelucon seksis di depan karyawan perempuan.

Dalam pertemanan, seorang teman yang terus membahas masalah pribadinya saat teman lainnya sedang mengalami kesulitan. Sedangkan di media sosial, contohnya seorang influencer yang membuat pernyataan kontroversial tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap pengikutnya.

Baca Juga  5 Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Perilaku tone deaf dapat merusak hubungan sosial dan menyebabkan kesalahpahaman. Dengan memahami ciri-ciri dan penyebab perilaku tone deaf, kita dapat berusaha untuk meningkatkan kesadaran diri dan menjadi individu yang lebih peka terhadap perasaan orang lain.