Sidoarjo, Ruang co.id – Ketua DPRD Sidoarjo, Abdillah Nasih mengapresiasi gerakan aksi sekitar 100 aktivis Sidoarjo, yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Sidoarjo Anti Korupsi ( ARSAK ), yang melakukan demonstrasi dan longmarc di DPRD Sidoarjo sebagai titik aksi penghujungnya, dalam memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA), Selasa (9/12/2025).
Di atas Mobil Komando aktivis demonstran parkir di gerbang DPRD, cak Nasik, sapaan akrab Abdillah Nasih, berorasi bak aktivis pergerakan, saat menyambut kehadiran mereka. Ia ditemani Warih Andono, Wakil Ketua DPRD Sidoarjo.
“Tahun 2025 menjadikan hal yang sangat berharga, bahwa masih bnyak kekurangan – kekurangan yang ada di pemerintahan Sidoarjo. Sehingga di tahun 2026 (nanti) ayo kita kawal bersama – sama untuk bisa diperbaiki,” tandas orasi cak Nasik.
Mungkin nuansa demonstrasi itu, membuat cak Nasik larut dalam suasana romantisme semasa mahasiswa pergerakan, saat ia menemui para demonstran. Namun setidaknya, cak Nasik sepakat dengan aspirasi mereka di HAKORDIA.
“Rakyat dapat menilai kondisi pemerintah seolah berjalan tanpa arah. Proyek-proyek publik molor, tanpa penjelasan, tanpa transparansi, dan tanpa evaluasi yang dapat dipertanggungjawabkan,” jelas Husein, kordinator lapangan aksi demo ini.
Husein juga menyinggung soal dugaan kasus investasi bodong senilai Rp28 miliar yang saat ini tertangani meja Bareskrim Mabes Polri, yang menyeret nama bupati dan putranya beberapa waktu lalu, dan sempat terunggah di sebuah media online lokal, namun dalam sekejap unggahan berita itu “lenyap”.
“Kami juga mendesak Bareskrim untuk segera membeberkan hasilnya siapa saja yang menjadi tersangka dugaan kasus investasi bodong senilai Rp28 miliar itu. Rakyat Sidoarjo butuh kepastiannya,” tandasnya.
Sebelum di DPRD, massa demonstran ARSAK mememulai aksinya di gerbang Kejaksaan Negeri (Kejari) Sidoarjo, berlanjut kemudian lomgmarch menggeruduk kantor Pemkab Sidoarjo.
Di Gerbang Kejari, cak Tole, sapaan populer aktivis LSM SevenGab berorasi, menilai Kejari belum mampu menghadirkan keberanian melakukan temuan korupsi atas inisiatif sendiri.
“Kejaksaan Negeri hanya menerima laporan warga, tapi belum pernah menunjukkan temuan murni dari upaya pemberantasan korupsi,” tegas cak Tole lantang dari mobil komando aksi.
“Ini kado akhir tahun untuk Kajari baru bahwa korupsi di lingkaran eksekutif tidak tersentuh,” pungkas orasinya.
Di gerbang kantor Pemkab Sidoarjo tempat bupati kerja, massa demonstran ARSAK sempat melakukan aksi menggembok rantai pagar gerbang, lantaran tidak diizinkan masuk, dijaga ketat aparat gabungan pengamanan unjuk rasa.
Kedatangan massa aksi demonstrasi ARSAK itu untuk menyalurkan aspirasinya, sebagai luapan kekecewaan terhadap kinerja bupati. Mereka sempat menyebut hoaks atas janji 14 program Bupati Subandi, yang digaungkannya semasa kampanye politik.

