Ruang.co.id – Keberadaan Bandara Dhoho Kediri yang merupakan hasil pembangunan infrastruktur daerah yang dibiayai oleh pihak swasta (Non APBD), diupayakan untuk bisa masuk dalam Rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Jawa Timur. Upaya ini dilakukan agar Bandara yang memiliki desaign pelayanan penerbangan bertaraf internasional ini bisa terus berkembang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, khususnya membangkitkan sektor pariwisata maupun perdagangan. Senin, (02/6/2025).
Anggota komisi E DPRD Jatim, Khusnul Arif mengatakan, dengan masuknya bandara Dhoho Kediri dalam RPJMD Jatim, tentunya akan bandara tersebutvakan menjadi salah satu program pembangunan jangja menengah di Jawa Timur. Sehingga akan memudahkan upaya koordinasi dan konsolidasi antar 13 kabupaten kota sekitar bandara Dhoho yang menjadi penyangganya. Sehingga tidak hanya kabupaten kediri saja yang bergerak melakukan konsolidasi pengembangan bandara ini.
“Jadi kita harapkan nantinya, dengan masuknya bandara Dhoho dalam pembangunan jangka menengah gubernur, maka aktifitas penerbangan di bandara Dhoho akan berkembang dan bisa menghidupkan sektor perekonomian di tiga belas daerah penyangganya seperti Nganjuk dan daerah sebelah barat Jatim lainnya.” Ujar politikus dari fraksi partai Nasdem ini.
Selain itu, dengan menjadi agenda pembangunan jangka menengah Pemprov Jatim. Tentunya gubernur juga bisa meminta pemerintah pusat dalam hal ini menteri perhubungan untuk ambil bagian dalam mengembangkan bandara Dhoho kediri menjadi pelabuhan udara internasional sesuai dengan julukannya saat ini yakni Dhoho International Airport. Sehingga bisa melayani penerbangan untuk wisatawan asing yang ingin berwisata di daerah- daerah sekitar kediri. Bahkan lebih jauh lagi bisa menjadi salah satu jalur transportasi udara bagi jamaah umroh dari 13 kabupaten kota dan sekitarnya. Sehingga menjadi jalur internasional alternatif kedua di Jawa Timur setelah Juanda.
” Ini adalah kesempatan emas bagi Jawa Timur untuk menibgkatkan perekonomian jangka menengah yang bahkan bisa menjadi investasi jangka panjang bagi JawaTimur.” Tambahnya.
Seperti diketahui, bandara Dhoho merupakan infrastruktur penerbangan internasional pertama di Indonesia yang dibangun swasta. Yakni konsorsium dari PT Gudang Garam Tbk dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero). Pembangunan Bandara oleh swasta ini menunjukan komitmen sektor bisnis untuk kontribusi pada pembangunan negara. Pembangunan bandara ini juga memberikan contoh bagi pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya kemitraan publik dengan swasta dalam mengatasi tantangan pembangunan infrastruktur.
Bandara Dho Kediri dibangun dengan total biaya sekitar Rp 13 trilyun di atas tanah seluas 300 hektar. Bandara yang mempunyai runway 2500 meter tersebut didirikan di desa Grogol dan desa Bulusari kabupaten kediri. Bandara ini d8buka tahun 2024.

