Sidoarjo, Ruang.co.id ā Suasana Lapangan Sepakbola Desa Masangan Kulon yang biasanya sunyi berubah menjadi riuh rendah oleh sorak-sorai warga yang antusias. Di tengah kerumunan, Bupati Sidoarjo Subandi, yang akrab disapa Abah Bandi, tampil mencolok dengan kelincahannya menggocek bola di antara para kepala desa. Gerakannya yang luwes seolah mengingatkan pada masa mudanya yang penuh semangat. Di sisinya, Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo, sang Dandim 0816, menunjukkan kelasnya sebagai perwira lapangan. Dengan langkah tegas dan pergerakan taktis, ia membuktikan bahwa kemampuan memimpin di medan perang tak jauh beda dengan strategi di lapangan hijau.
Pertandingan fun football yang digelar pada Jumat sore (25/7/2025) itu bukan sekadar ajang olahraga biasa. Lebih dari itu, momen ini menjadi bukti nyata bagaimana kegiatan olahraga yang diinisiasi pemda berhasil mencairkan sekat formalitas antara pemerintah daerah dan instansi vertikal. “Ini momen langka di mana kami bisa tertawa lepas bersama tanpa terbebani oleh jabatan,” ujar Bupati Subandi dengan senyum lebar, wajahnya bersinar oleh keringat yang mengalir deras. Suasana akrab itu semakin terasa ketika para kepala desa se-Kecamatan Sukodono turun langsung ke lapangan, menunjukkan bahwa kolaborasi bisa tercipta di luar ruang rapat.
Pertandingan segera memanas ketika Dandim 0816 berhasil mencetak gol pembuka melalui sundulan tajam yang sulit diantisipasi kiper. Sorakan penontonāterdiri dari warga setempat dan pegawai pemdaābergemuruh memecah kesunyian sore itu. Abah Bandi, yang bermain di posisi sayap kanan, tak mau ketinggalan. Dengan kecepatan dan ketajaman serangannya, ia berhasil membongkar pertahanan lawan beberapa kali, menciptakan peluang yang membuat penonton terus berdecak kagum.
Tim Bupati, yang mengenakan jersey merah-putih sebagai simbol kebersamaan, akhirnya menang tipis dengan skor 3-2. Namun, seperti diungkapkan Letkol Dedyk usai pertandingan, “Skor bukan tujuan utama. Yang terpenting adalah silaturahmi antar pemangku kebijakan di Sidoarjo.” Para kepala desa, yang rata-rata berusia di atas 40 tahun, terlihat antusias meski harus berlari penuh keringat. Beberapa di antara mereka bahkan sempat terlihat kelelahan, tetapi senyum kebahagiaan tak pernah lepas dari wajah mereka.
Kehadiran warga yang memadati pinggir lapangan menjadi bukti nyata bahwa event olahraga seperti ini disambut positif masyarakat. “Kami senang melihat pemimpin kami bermain bersama layaknya rakyat biasa,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya, matanya berbinar menyaksikan interaksi hangat antara pejabat dan masyarakat. Acara selama 2×45 menit ini bukan hanya sekadar pertandingan, melainkan juga sarana memperkuat sinergi antara TNI dan pemda melalui pendekatan yang lebih manusiawi dan menyenangkan.

