Ruang.co.id – Puncak libur panjang dan cuti bersama Imlek 2025 membawa sejumlah tantangan bagi layanan kereta api, terutama di Stasiun Pasar Turi Surabaya. Meskipun terjadi penurunan jumlah penumpang hingga 30 persen akibat perbaikan rel KA di Grobogan, Jawa Tengah, pihak stasiun memastikan bahwa layanan tetap berjalan dengan baik dan stabil. Rabu, (19/01) 2025.
Pada puncak libur Imlek tahun ini, jumlah penumpang kereta api di Stasiun Pasar Turi mengalami penurunan signifikan. Deddy Triono Eko Subekti, Kepala Stasiun Pasar Turi, mengungkapkan bahwa penurunan jumlah penumpang berkisar antara 25 hingga 30 persen. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa lonjakan penumpang yang tercatat tetap berada dalam kisaran yang stabil, mencapai antara 5.000 hingga 6.000 penumpang selama periode tersebut.
“Meski terjadi penurunan hingga 30 persen, jumlah lonjakan penumpang kami masih relatif stabil. Selama libur cuti bersama yang cukup panjang ini, penumpang KA di Stasiun Pasar Turi sejak kejadian di Grobogan, mencapai 5.000 hingga 6.000 penumpang,” jelas Deddy dengan santai.
Perbaikan rel KA yang terjadi di kawasan Grobogan, tepatnya di DAOP 4 Semarang, akibat longsor, mempengaruhi perjalanan kereta api di beberapa jalur. Proses perbaikan ini diperkirakan memakan waktu sekitar 10 hari, dimulai pada 26 Januari 2025. Akibat perbaikan ini, sejumlah kereta mengalami keterlambatan hingga 3 jam, terutama untuk rute yang sepenuhnya dialihkan melewati jalur selatan.
Deddy mengungkapkan bahwa pembatalan tiket terjadi pada rute jalur Utara yang terpengaruh oleh perubahan jalur. “Pembatalan tiket bagi penumpang yang terpengaruh dengan perubahan rute KA kami cukup tinggi, yaitu 2.125 penumpang, sedangkan untuk kereta yang dibatalkan ada sekitar 175 penumpang,” kata Deddy, menambahkan bahwa penumpang yang terpengaruh umumnya berasal dari Stasiun Lamongan, Bojonegoro, dan Cepu.
Selain itu, sebagian besar keberangkatan dan kedatangan di Stasiun Pasar Turi mengalami keterlambatan. Pengalihan jalur dari utara ke selatan menyebabkan perjalanan sedikit terganggu, dengan keterlambatan rata-rata 1 hingga 3 jam. Namun, Deddy menegaskan bahwa petugas stasiun memiliki waktu cadangan hingga dua jam untuk mengantisipasi situasi seperti ini.
Selama perbaikan rel KA, sejumlah kereta yang biasa melewati jalur utara dialihkan melalui jalur selatan. Kereta jarak jauh seperti KA Harina dan KA Dharmawangsa, yang biasanya menuju Bandung dan Jakarta, harus melewati Stasiun Gundih dan Semarang. Sedangkan kereta dengan rute jarak menengah, seperti KA Ambarawa, juga terpaksa menggunakan jalur selatan untuk sementara waktu.
“Untuk KA Anggrek Malam, yang berangkat pukul 21.30 WIB, rutenya dialihkan melalui Surabaya Pasar Turi, Surabaya Gubeng, Madiun, Solo, Jogja, Purwokerto, dan Cirebon sebelum lanjut menuju Jakarta melalui jalur Utara,” terang Deddy.
Mulai 1 Februari 2025, Stasiun Pasar Turi juga akan mengalami perubahan jam keberangkatan untuk beberapa kereta. Perubahan ini merupakan bagian dari siklus pergantian grafik perjalanan kereta setiap dua tahun sekali. Meskipun sebagian besar perubahan hanya berdampak pada pergeseran waktu sekitar 10 hingga 15 menit, beberapa kereta seperti KA Jayabaya mengalami perubahan signifikan.
“KA Jayabaya, yang sebelumnya berangkat pukul 04.00 WIB, kini akan berangkat pukul 08.00 WIB. Perubahan ini sudah mempertimbangkan kebutuhan waktu perjalanan penumpang,” jelas Deddy.
Dengan adanya perubahan jadwal dan pengalihan rute ini, diharapkan pelayanan di Stasiun Pasar Turi dapat tetap berjalan lancar meskipun dihadapkan dengan perbaikan jalur yang cukup mengganggu.
Stasiun Pasar Turi terus berupaya memberikan layanan terbaik meskipun dalam situasi yang kurang ideal akibat perbaikan rel KA. Dengan langkah-langkah penyesuaian yang telah diterapkan, penumpang tetap dapat melakukan perjalanan dengan nyaman meskipun ada beberapa penundaan.