Mahasiswa Bakar Poster Tuntut RUU KUHP di Depan DPRD Jatim

Demo mahasiswa Jatim
Ratusan mahasiswa demo tolak RUU KUHP di DPRD Jatim, nyaris bentrok dengan polisi. Mereka tuntut penghapusan pasal karet penghinaan presiden. Foto: Istimewa
Ruang Gentur
Ruang Gentur
Print PDF

Ruang.co.id – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Surabaya, menggelar demo di depan gedung DPRD Jawa Timur, jumat, (15/8).

Dalam aksi tersebut para mahasiswa menuntut RUU KUHP dihentikan karena ada beberapa pasal yang dianggap pasal karet yang akan dijadikan pemerintah untuk membungkam rakyat. Pasal tersebut berkaotan dengan perkara penghinaan Presiden sebagai kepala negara.

Dalam demo terebut nyaris terjadi bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian. Mahasiswa yang meminta agar ketua DPRD M Musyafak Rouf keluar gedung untuk menemuinya, ternyata tidak terkabul. Ketua DPRD yang sempat melakukam video call dengan mahasiswa yang berdiri di garis depan mengatakan bahwa dirinya tidak berada di tempat. Namun mahasiswa ngotot akan menunggu Musyafak datang dan menemuinya.

Bahkan saat salah satu anggota DPRD yang menjabat ketua Bapemperda Jatim, Yordan M Bataragoa yang didampingi Sekwan, Ali Kuncoro juga ditolak kemunculannya di depan gedung DPRD. Alhasil keduanya kembali masuk gedung.

Kemudian karena yang ditunggu tidak segera muncul, mahasiswa merapatkan barisan dan membakar poster dan spanduk yang dibeber di atas kawat berduri blokade polisi. Namun api yang belum sempat membesar langsung dimatikan petugas dengan menyemprotkan Apar. Namun para mahasiswa mulai menginjak kawat berduri hingga sempat merangsek maju. Namun dihadang petugas sehingga sempat terjadi dorong-dorongan antara masa aksi melawan polisi. Akan tetapi aksi saling dorong tidak berlangsung lama karena waktu sudah memasuki senja. Sehingga para mahasiswa memutuskan untuk mundur.

Menurut Devan, salah satu korlap aksi, demo yang dilakukannya ini adalah refleksi peringatan HUT ke 80 RI. Pihaknya mengusung isu nasional karena ingin agar hukum bisa ditegakkan. Selain itu mereka juga ingin agar peristiwa hilangnya aktivis tahunn1998 maupun tahun sebelumnya bisa diingkap dan diusut tuntas secara hukum oleh pemerintahan Presiden Prabowo. Karena itu, mahasuswa menginginkan ketua DPR keluar menemui mereka untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa ini langsung ke pemerintah pusat.

Baca Juga  Koalisi Mahasiswa HMI, PMII, IMM, GMNI, dan SEMMI Dukung Evaluasi LPP APBD Sidoarjo 2024

“Kami usung isu nasional ini, karena kami ingin ssmpaikan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Karena itu saya ingin ketua DPRD keluar untuk menemui kami. Agar busa menyampaikam aspirasi kami ke pusat,” ujar Devan.

Namun karena hingga maghrib ketua DPRD tidak juga keluar. Akhirnya para mahasiswa membubarkan diri dan berjanji akan databg melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih banyak.