Anak Demam Plus Sariawan? Awas Flu Singapura! Kenali 5 Gejalanya Sebelum Terlambat

gejala flu Singapura pada anak
Waspada flu Singapura pada anak! Kenali gejala demam tinggi, sariawan parah, dan ruam di tangan-kaki-mulut. Cegah penularannya dengan langkah tepat. Ilustrasi Foto: @Freepik.com
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Belakangan ini, kasus flu Singapura (Hand, Foot, and Mouth Disease/HFMD) kembali marak menyerang anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun. Penyakit yang disebabkan oleh virus enterovirus ini sering kali dianggap sepele karena gejalanya mirip sariawan biasa atau cacar air. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi parah akibat anak enggan makan dan minum.

Mengenal Virus Enterovirus si Penyebab Utama

Flu Singapura bukan sekadar flu biasa. Penyakit ini berasal dari kelompok virus enterovirus, terutama Coxsackievirus A16 dan Enterovirus 71. Virus ini sangat mudah menyebar di lingkungan padat seperti sekolah, daycare, atau taman bermain, tempat anak-anak sering berinteraksi secara fisik.

Masa Inkubasi yang Cepat

Setelah terpapar virus, gejala biasanya baru muncul dalam 3-6 hari. Masa inilah yang sering membuat orang tua tidak menyadari bahwa anaknya sudah tertular.

Gejala Flu Singapura yang Harus Diwaspadai

Orang tua perlu jeli membedakan flu Singapura dengan penyakit lain seperti cacar air atau alergi. Gejala awalnya sering kali dimulai dengan demam tinggi (38-39°C) yang berlangsung selama 1-2 hari. Setelah itu, anak akan menunjukkan tanda-tanda seperti nyeri tenggorokan, lemas, dan tidak nafsu makan.

Ciri Khas yang Membedakannya

Hal yang paling khas dari flu Singapura adalah munculnya ruam merah atau lepuh kecil di mulut, telapak tangan, dan kaki. Inilah yang sering membuat orang tua keliru mengira anak hanya terkena sariawan atau alergi makanan.

Bagaimana Flu Singapura Menular?

Penularannya sangat cepat dan bisa terjadi melalui berbagai cara. Kontak langsung dengan cairan tubuh seperti air liur, ingus, atau feses anak yang terinfeksi adalah jalur utama. Selain itu, virus juga bisa menyebar melalui udara ketika anak batuk atau bersin, serta melalui benda-benda yang terkontaminasi seperti mainan atau peralatan makan.

Baca Juga  Virus Influenza A Bisa Beradaptasi dan Bermutasi Sesuai Lingkungannya Temuan Mengejutkan dari Penelitian NIH

Lingkungan dengan Risiko Tinggi

Tempat seperti sekolah, penitipan anak, atau kolam renang umum menjadi lokasi yang rawan penularan karena anak-anak sering berbagi mainan dan berinteraksi dekat.

Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?

Meski flu Singapura umumnya bisa sembuh sendiri dalam 7-10 hari, ada beberapa kondisi yang mengharuskan orang tua segera membawa anak ke dokter. Jika anak sama sekali tidak mau minum karena sariawan yang parah, atau demamnya tidak kunjung turun setelah 3 hari, segera cari pertolongan medis untuk menghindari dehidrasi dan komplikasi serius.

Cara Mencegah Penularan Flu Singapura

Pencegahan adalah kunci utama menghindari wabah flu Singapura. Pastikan anak rutin mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah bermain atau sebelum makan. Hindari berbagi peralatan makan dengan anak lain, dan bersihkan mainan serta permukaan benda yang sering disentuh secara berkala.

Isolasi Sementara untuk Anak yang Terinfeksi

Jika anak sudah terdiagnosis flu Singapura, sebaiknya jangan dulu mengizinkannya ke sekolah atau tempat ramai sampai gejalanya benar-benar hilang untuk mencegah penularan ke anak lain.

Meski jarang, orang dewasa dengan daya tahan tubuh lemah bisa tertular. Gejalanya biasanya lebih ringan dibandingkan pada anak-anak.

Umumnya, gejala akan membaik dalam 7-10 hari. Namun, ruam di kulit mungkin butuh waktu lebih lama untuk menghilang sepenuhnya.

Kebanyakan kasus tidak berbahaya, tetapi dehidrasi akibat sulit makan/minum adalah risiko utama yang perlu diwaspadai.