Ruang.co.id – Graha Widya Bhakti STIESIA bergemuruh bak kawah candradimuka yang mematangkan 1.500 pendekar dalam Wali Kota Surabaya Cup 2025. Ajang tahunan ini bukan sekadar kompetisi biasa, melainkan ritual penyaringan untuk menemukan bibit terbaik yang akan menghadapi Porprov Jatim dan Kejurprov mendatang. Antusiasme peserta membuktikan pencak silat masih menjadi jiwa olahraga bangsa yang terus bernapas dalam denyut nadi generasi muda. Minggu, (18/5/2025).
Bambang Haryo Soekartono, Ketua IPSI Surabaya, menyebut event ini sebagai “laboratorium bakat” pencak silat Jawa Timur. Para peserta yang menonjol akan memasuki Training Center (TC), di mana mereka akan diasah oleh para senior sebelum akhirnya diterjunkan ke Porprov Jatim 2025 pada Juni mendatang. “Ini adalah tahap awal untuk mencetak atlet yang siap berlaga di tingkat nasional,” ujarnya.
Tak hanya sekadar menyiapkan atlet untuk kejuaraan provinsi, ajang ini juga menjadi jembatan emas bagi para pendekar muda. Prestasi di Wali Kota Surabaya Cup bisa menjadi tiket masuk ke sekolah favorit melalui jalur prestasi, bahkan membuka pintu karier di instansi seperti TNI, Polri, atau lembaga pemerintah. “Pencak silat adalah investasi masa depan,” tegas BHS, menegaskan bahwa olahraga ini lebih dari sekadar pertarungan fisik.
Hidayat Syah, Kepala Disbudporapar Surabaya, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya melihat antusiasme peserta. Baginya, ini adalah bukti bahwa regenerasi pencak silat di Surabaya berjalan dengan sehat. Selama tiga hari, Graha Widya Bhakti menjadi saksi pertarungan sengit di berbagai kategori, mulai dari tunggal, ganda, regu, solo kreatif, hingga tanding. Setiap kategori menjadi medan uji bagi teknik, kreativitas, dan ketangguhan para pendekar.
Nur Chamdi, Ketua Panitia, mengaku terkejut dengan jumlah peserta yang mencapai 1.500 atlet. “Ini membuktikan bahwa pencak silat masih menjadi olahraga yang hidup di hati masyarakat Indonesia,” katanya. Ia berharap, dari ajang ini akan lahir bintang-bintang baru yang suatu hari nanti bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Tak hanya IPSI dan pemerintah kota, Lembaga Anti Narkotika (LAN) Jatim juga turut memberikan dukungan penuh. Sri Wiyanto, Ketua Divisi Seni dan Budaya LAN Jatim, menyebut bahwa ajang seperti ini adalah wadah penting untuk mempererat silaturahmi antar perguruan silat. “Sinergi seperti inilah yang akan menjaga eksistensi pencak silat di masa depan,” ujarnya.

