Gelombang Duka Evakuasi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Belum Usai, hingga Senin Malam Ditemukan 6 Body Part Korban

Ditemukan body part
Basarnas kembali temukan 6 body part korban reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, evakuasi terus berlanjut hingga malam hari. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Tim evakuasi Basarnas menemukan dan mengevakuasi korban lagi, di lokasi reruntuhan bangunan Musala dan asrama putra Ponpes Al Khoziny.

Hingga pukul 17.38 WIB pada Senin (6/10/2025), tim kembali menemukan dan mengevakuasi seorang korban dalam keadaan body part atau sebagian anggota tubuh terpisah.

Temuan korban baru itu disampaikan oleh Marsekal Madya TNI M. Syafii Kepala Basarnas, saat menggelar jumpa pers di tenda darurat Posko Basarnas di halaman gedung kampus fakultas Syariah Al Khoziny, pukul 18.15 WIB Senin (6/10/2025).

“Pada Senin sejak pagi tadi hingga pukul 18.00 WIB tim berhasil menemukan dan mengevakuasi 11 korban meninggal, dan dari 11 korban ada 1 korban yang mengalami body part,” terang Syafii.

Turut hadir pula dari BNPB yakni diwakili Kepala Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan yang mendampingi Kepala Basarnas.

Diinformasikan pula beberapa jam sebelum jumpa Pers, saat korban ditemukan dan dievakuasi, rata – rata kondisinya dalam keadaan tubuhnya bengkak dan mengeluarkan aroma busuk.

Sedangkan body part dalam konteks yang disampaikan Basarnas, dapat berarti merupakan bagian tubuh manusia yang ditemukan secara terpisah dari tubuh utama korban, digunakan untuk kepentingan pencatatan, evakuasi, dan identifikasi forensik dengan standar etika dan profesionalitas tinggi.

Terkait dengan gejolak dari sebagian keluarga atau wali santri beberapa hari kemarin, Syafii menegaskan, Basarnas dalam melaksanakan pencarian dan penyelamatan korban itu dengan prinsip kehati-hatian, karena ada Undang -Undang yang mengatur Basarnas. “Karena prinsip Basarnas, satu nyawa yang berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup itu sangat tak ternilai harganya,” ujar Syafii.

Termasuk juga terkait jumlah korban yang berhasil ditemukan dan dievakuasi oleh Basarnas sempat mengalami perbedaan angka dengan tim yang lainnya, begini penjelasan resmi M. Syafii Kepala Basarnas, ”Dalam hal ini pihak pondok pesantren tidak pernah memberikan informasi, kita tidak pernah mendeclare. Yang kita lakukan adalah operasi yang kita laksanakan setiap manusia yang kita evakuasi itulah yang kita data”.

Ke-11 korban tewas dalam Senin ini selanjutnya dilarikan ke RS Bhayangkara Surabaya guna dilakukan identifikasi korban. Terkait dengan kondisi korban yang mengalami body part, hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari pihak yang berwenang, bagian tubuh yang mana yng terpisah.

Dengan demikian, berdasarkan update data yang masuk dan dirilis pada laman tanggap darurat Sidoarjo, hingga pukul 20.00 WIB pada Senin ini jumlah sebanyak 171 korban.

Dari jumlah keseluruhan itu, sebanyak 61 korban tewas, 6 korban yang mengalami body part, luka berat sebanyak 27 korban, yang mengalami luka ringan sebanyak 76, dan selamat tanpa mengalami luka berjumlah seorang korban.

Meski telah memasuki seminggu dalam upaya pencarian dan penyelamatan korban reruntuhan salah satu bangunan di Al Khoziny, tim evakuasi yang dipimpin oleh Basarnas masih melanjutkan aktivitas pencarian dan evakuasi hingga tuntas.

“Karena ini bukan evakuasi mandiri, dan apalagi menjadi perhatian pak presiden, Basarnas akan selesai atau berhenti melakukan evakuasi apabila di lokasi kejadian benar – benar selesai tidak ada jumlah korban,” terang Syafii.

Peristiwa runtuhnya bangunan Musala dan asrama putra Ponpes Al Khoziny ini memang juga menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto, yang merupakan sebuah kejadian khusus dan dinyatakan sebagai bencana nasional. Bahkan, Basarnas menanggap, peristiwa di Al Khoziny ini merupakan bencana yang tercatat dengan jumlah terbanyak selama tahun 2025.