Banyuwangi, Ruang.co.id – Kegiatan Ambassador Goes to Kampung Keluarga Berkualitas (KB) menunjukkan tingginya komitmen untuk melanjutkan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan negara-negara sahabat serta kolaborasi dengan Organisasi Internasional. Hal itu diungkapkan oleh Asisten 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim, Benny Sampirwanto saat menghadiri kegiatan gala dinner penutupan kegiatan Ambassador Goes To Kampung KB di Pendopo Sabha Swagata Blambangan Banyuwangi, Rabu Malam (15/05/2024).
Benny mengungkapkan kegiatan ini juga akan memberikan manfaat yang besar untuk meningkatkan komitmen dan partisipasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting, khususnya melalui Program Kampung KB.
Pelaksanaan Program Bangga Kencana di Jawa timur, ungkap Benny, telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Hal tersebut sesuai dengan capaian pada tahun 2023, bahwa Total Fertility Rate sudah mencapai 1,98, angka Unmet Need sebesar 7,34%, selanjutnya Age Specific
Fertility Rate 15 – 19 adalah 21,3 (PPK-23). kesertaan ber-KB, Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) di Jawa Timur sudah mencapai 73,36% sedangkan Median usia kawin pertama telah meningkat menjadi 21,1 (PPK-23) Sumber Data Laporan Sistem Informasi Keluarga (SIGA) BKKBN 2023.
” Keberhasilan tersebut merupakan tidak lepas dari dukungan, support dan komitmen yang cukup tinggi dari seluruh jajaran pemerintah daerah kabupaten/kota di Jawa Timur, ” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur menambahkan Kampung KB mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan Program Bangga Kencana, sejak pertama kali dibentuk pada tahun 2016, jumlah Kampung KB di Jawa Timur telah meningkat dari 120 menjadi 7.186 kampung KB pada tahun 2024. Akan tetapi kalau berdasarkan klasifikasi, lebih dari separoh (66,4%) Kampung KB masih dikategorikan sebagai Kampung KB dasar.
“Hanya 9,5% dan 10,5% Kampung KB berstatus berkembang dan mandiri. Sedangkan Kampung KB yang sudah diklasifikasikan berkelanjutan sebanyak 13,6%,” sebutnya.
Benny mengungkapkan Kampung KB juga telah menunjukkan kontribusinya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga), yang terdiri dari 3 dimensi yaitu dimensi ketentraman, kemandirian dan kebahagiaan. Selama 3 (tiga) tahun terakhir, iBangga di Jawa Timur telah meningkat secara konsisten dari 55,6 pada tahun 2021 menjadi 61,8 pada tahun 2023 (PPK-23).
“Untuk mencapai keberhasilan dalam penyelenggaraan Kampung KB, diperlukan kerjasama dengan lintas sektoral, ” ujarnya.
Melalui program ini, semua mitra yang terlibat dalam Kampung KB bekerja sama untuk memberdayakan keluarga dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat dari seluruh aspek dimensi kehidupan. Mayoritas Kampung KB di Jawa Timur telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 7 (tujuh) mitra lintas sektor, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementrian Agama, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan,
Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas Perumahan dan Pekerjaan Umum.
Banyuwangi adalah salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang sudah berhasil dalam menyelenggarakan Program Kampung KB sejak tahun 2016 dan menjadi salah satu percontohan program di Indonesia. Pada tahun 2024, Kampung KB di Banyuwangi sudah terbentuk sebanyak 215. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui BKKBN Provinsi Jawa Timur secara terus menerus melakukan advokasi kepada mitra kerja untuk membentuk Kampung KB pada setiap desa/kelurahan sesuai target Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 tahun 2022.
Advokasi ini dilakukan tidak hanya untuk Kabupaten Banyuwangi, akan tetapi juga 37 kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur. Hal ini ditujukan untuk mendorong Percepatan Penurunan Stunting (PPS), di mana target prevalensi stunting di Jawa Timur pada tahun 2024 adalah 13,51%. Sementara angka stunting sudah menunjukkan penurunan dari 19,2%tahun 2022 menjadi 17,7% pada tahun 2023 (turun 1,5%). Sedangkan untuk mencapai 13,51% masih mempunyai PR untuk menurunkan 4,19%, sehingga diperlukan akselerasi penurunan stunting di Jawa timur.Akselesari tersebut sudah barang tentu membutuhkan Kerjasama dan pendekatan secara komperhensif dan berkesinambungan dengan berbagai pihak yang dikenal dengan PENTA-HELIX dari unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau
komunitas, dan media bersatu padu atau gotong royong untuk percepatan penurunan stunting.
Melalui Program Ambassador Goes to Kampung KB Banyuwangi ini, kami berharap semakin meningkatkan dukungan dari Pemerintah Pusat melalui BKKBN RI dan seluruh Delegasi dari Perwakilan negara-negara sahabat serta organisasi internasional khususnya untuk
penyelenggaraan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB di Jawa Timur serta program-program lain serta potensi unggulan yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Ditempat yang sama, sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono mengatakan Kampung berkualitas ada empat variable, yang pertama Keluarga berkualitas. Berkualitas untuk usia lanjut, berkualitas untuk perempuan, berkualitas untuk anak remaja dan balitanya.
Adapun capaian2 untuk lansia otomatis akan dilatih untuk hidup mandiri dan sudah di treatment melalui pelatihan-pelatihan, remaja melalui sosialisasi dan yang paling penting treatment untuk melanjutkan pendidikan.
“Dengan cara itulah pernikahan dini bisa diturunkan, ” ungkap Mujiono.
Mujiono juga menambahkan diharapkan keberhasilan yang sudah diperoleh oleh Kampung KB di Desa Jambe wangi bisa menjadi contoh bagi kampung KB yang lainnya di seluruh Indonesia. (*)