Ruang.co.id – Sebuah peristiwa mengerikan terjadi di kawasan Rungkut Harapan, Surabaya, ketika YA (52) ditemukan tewas di kamarnya dengan kondisi yang membuat bulu kuduk merinding. Pria yang dikenal sebagai pencinta anjing ini justru diduga menjadi korban keganasan hewan peliharaannya sendiri.
Hendry De Fretes, sang kakak, adalah orang pertama yang menyadari keanehan ketika melihat adiknya tak bergerak melalui celah pintu kamar. Dengan sigap, ia Bersama saudara lainya mendobrak pintu dan terkejut menemukan empat ekor anjing peliharaan masih berada di dalam ruangan. Yang lebih mengejutkan, tubuh YA terbaring dengan luka mengerikan di kepala dan lengan.
“Kulit kepalanya nyaris habis, hanya tersisa tulang tengkorak. Lengan kanannya juga hancur, seolah digigit berulang kali,” tutur Hendry dengan suara bergetar. Ia menduga anjing-anjing itu mulai menggerogoti mayat adiknya setelah YA meninggal dunia.
YA dikenal sebagai pria penyendiri yang menghabiskan hari-harinya bersama 8-10 ekor anjing kampung peliharaannya. Meski oleh tetangga dianggap jinak, tampaknya ada sisi lain dari hewan-hewan ini yang belum terungkap.

“Anjing-anjing itu selalu kalem ketika ada YA. Tapi sejak kemarin mereka tidak diberi makan, mungkin itu yang memicu mereka bertindak di luar kebiasaan,” jelas Hendry sambil mengenang adiknya yang terakhir terlihat sehat pada Kamis malam.
Kapolsek Rungkut, AKP Agus Santoso, mengungkapkan bahwa tim forensik dari Inafis Polrestabes Surabaya masih melakukan pemeriksaan mendalam. “Kami tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa ini murni serangan anjing. Ada banyak faktor yang harus dikaji, termasuk kemungkinan penyebab kematian sebelum anjing-anjing itu mulai menggerogoti,” paparnya.
Jenazah YA sendiri telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk menjalani autopsi guna menentukan penyebab kematian yang sebenarnya. Proses ini diharapkan bisa mengungkap apakah ada unsur kriminal atau memang murni kecelakaan tragis antara manusia dan hewan peliharaannya.
Kasus ini menyisakan banyak pertanyaan sekaligus pelajaran berharga bagi pemilik hewan peliharaan. Bagaimana seharusnya kita memperlakukan hewan yang secara alami memiliki naluri predator? Apakah kelalaian dalam perawatan bisa berakibat fatal seperti ini?
Para ahli perilaku hewan sering mengingatkan bahwa anjing, sekalipun yang sudah dijinakkan, tetap memiliki insting dasar yang bisa muncul dalam kondisi tertentu. Kelaparan, rasa sakit, atau situasi stres bisa memicu perilaku tak terduga dari hewan yang selama ini kita anggap sahabat setia.
Sementara masyarakat Rungkut masih diguncang oleh peristiwa ini, pihak berwajib terus bekerja untuk mengungkap kebenaran sebenarnya. Satu hal yang pasti, kisah tragis YA akan menjadi pelajaran berharga tentang hubungan kompleks antara manusia dan hewan peliharaan.