Ruang.co.id – KORMI Surabaya menghadapi kendala serius menjelang keberangkatan kontingennya ke Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII di Nusa Tenggara Barat. Sekretaris Umum KORMI Kota Surabaya, Bobbin Nila Prasanta Yudha atau yang akrab disapa Cak Boni, mengungkapkan kekhawatirannya atas belum turunnya surat dukungan resmi dari Gubernur Jawa Timur. Rabu, (16/7/2025).
“Dokumen ini sangat krusial karena menjadi dasar pencairan anggaran untuk transportasi dan akomodasi atlet,” jelas Cak Boni sambil menunjukkan salinan surat dari Kemendagri yang telah mereka terima. Tanpa surat resmi dari Gubernur, kontingen Surabaya terancam tidak bisa berangkat secara maksimal pada event yang akan berlangsung 26 Juli hingga 1 Agustus 2025 ini.
Menjelang penutupan pendaftaran FORNAS VIII pada 16 Juli 2025, surat resmi dari Gubernur Khofifah ke Wali Kota Surabaya masih menjadi misteri. Padahal, dokumen ini menjadi kunci pencairan anggaran transportasi dan akomodasi 600-700 atlet. Hartantro dari PORPI menuturkan, antusiasme pesertaātermasuk anak-anak dan lansiaāsudah sampai pada tahap mereka membeli tiket secara mandiri. “Kami hanya butuh legalitas dari pemprov untuk memastikan pelatihan dua tahun tak sia-sia,” ujarnya.
Yuda Satria dari PORSI menambahkan, tanpa dukungan APBD, kontingen mungkin menyusut 50%. Ironisnya, Surabaya selama ini menjadi penyumbang 30% medali Jatim di FORNAS. “Di Palembang dan Bandung, surat turun tepat waktu. Sekarang, kami seperti dihantam algoritma birokrasi,” sindir Yuda.
Cak Boni menjelaskan, Pemkot Surabaya sebenarnya sudah menyiapkan anggaran. Namun, tanpa dasar hukum dari Gubernur, dana itu tak bisa cair. Padahal, atlet telah menjalani training center (TC) intensif selama dua bulan. “Ini bukan sekadar urusan administrasi. Ada ratusan mimpi anak-anak yang digantungkan pada secarik kertas,” tegasnya.
KORMI telah berulang kali audiensi dengan Dispora Jatim dan KORMI provinsi, tetapi jawaban yang diterima selalu sama: “Masih proses.” Sementara waktu terus berlalu. Jika surat tak turun hingga besok, kontingen terpaksa berangkat secara parsial dengan biaya swadayaāsebuah pilihan yang berisiko mengurangi kesempatan meraih medali.
Di tengah keputusasaan, Cak Boni masih menyimpan asa. “Kami mohon Ibu Gubernur melihat ini sebagai investasi, bukan sekadar kewajiban. FORNAS adalah bukti nyata sportivitas Jawa Timur,” pintanya. Para atlet pun terus berlatih, seolah menolak menyerah pada ketidakpastian.

