Lukisan “Anak Palestina” Guncang Pameran Dejavu di Galeri Merah Putih Balai Pemuda Surabaya

Lukisan Anak Palestina
Lukisan anak-anak Palestina di Pameran Dejavu Surabaya menggugah emosi dan jadi magnet pengunjung Galeri Merah Putih Balai Pemuda. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Suasana batin pengunjung seni mendadak hening ketika berdiri di depan lukisan berjudul “Anak–Anak Palestina” dalam Pameran Seni Rupa “Dejavu” yang digelar di Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, mulai Minggu sore, 3 hingga 7 Agustus 2025.

Lukisan karya Djoko E&, seorang perupa sekaligus jurnalis, menampilkan bocah-bocah Palestina bermain bola di antara reruntuhan bangunan yang luluh lantak akibat agresi militer Israel.

Ukuran lukisan 85×65 cm ini menampilkan sapuan akrilik penuh emosi. Terbingkai emas, goresannya bukan sekadar karya visual, tetapi cermin tragedi kemanusiaan.

Goresannya, menggambarkan sebuah potret miris bocah – bocah Palestina bermain sepakbola diantara reruntuhan sejumlah gedung.

Kepada Ruang.co.id Ia menyampaikan sebuah pesan tersirat, bahwa anak – anak Palestina yang penuh dengan resikonya, bermain olahraga sepakbola, di tengah suasana ancaman serangan pasukan zionis Israel di tahun 2023.

“Dalam benak saya, keinginan melukis potret suasana anak–anak Palestina yang penuh dengan resikonya. Mereka rindu meluapkan kebebasan hobi olahraga sepakbola, di tengah suasana ancaman serangan rudal pasukan zionis Israel yang setiap saat dilancarkan saat itu di tahun 2023,” ungkap Djoko E& kepada Ruang.co.id.

Djoko juga dikenal sebagai Ketua Bidang Seni dan Budaya, Dewan Pimpinan Wilayah – Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (DPW – PWDPI) Jawa Timur.

Ia menambahkan, “Berbeda dengan anak–anak warga Surabaya yang mempunyai kemerdekaan bermain bola di kampung, tanpa ada ancaman apapun”.

“Tentunya dengan perasaan miris dan was–was emosional kita, ketika melihat potret anak–anak Palestina, yang setiap saat mendapat ancaman keselamatan nyawa, kalau bom zionis Israel kembali bersarang menghancurkan gedung–gedung Palestina,” imbuhnya.

Djoko E& mengaku satu – satunya karya lukis yang dipamerkannya itu, merupakan buah tangan lukisan yang ke- 44, di tahun 2023. Dalam waktu seminggu, Ia menyelesaikan karya lukisnya itu.

Baca Juga  10 Tempat Makan Rawon Terenak di Surabaya yang Bikin Nagih

Ciri khas goresan lukisannya, garis – garis vertikal dan horisontal, laksana goresan anyaman bambu di atas kanvas.

“Semua karya lukis saya sebuah goresan titik menjadi garis – garis vertikal dan horisontal. Yang melambangkan sebuah simbol kehidupan manusia yang saling berhubungan dengan sang Khaliq pencipta manusia (garis vertikal) dan hubungan sesama manusia (garis horisontal),” pungkas Djoko E&.

Seperti halnya dengan pameran ini, membuka ruang interaksi dan apresiasi seni rupa, antara seniman dan masyarakat, serta dengan Sang Pencipta.

Selain Djoko E&, pameran ini melibatkan 17 perupa lintas gaya, mulai dari Aliet hingga Welldo.

Tajuk “Dejavu” dipilih sebagai simbol pengalaman batin yang familiar namun mengusik.

Setiap lukisan mengajak pengunjung berdialog secara emosional dan reflektif.

“Dejavu bukan hanya pameran visual, tapi ruang spiritual untuk mengingatkan kembali sisi kemanusiaan kita,” ujar Hence Virgornina, salah satu seniman peserta.

Dengan latar Balai Pemuda yang memesona di malam hari dan didukung stan kuliner suasana yang hidup.

Pameran ini bukan sekedar agenda seni. Tak bukan sebuah ruang perjumpaan rasa, sejarah, dan harapan. Dejavu menghidupkan kembali denyut nadi seni di jantung Kota Surabaya.

Dengan latar lokasi yang strategis, di komplek Alun – Alun pusat kota Pahlawan, galeri ini menjadi titik temu antara ide, estetika, dan apresiasi lintas generasi.

Suasana makin asik lebih menarik, bila pengunjung hadir menyaksikannya pada malam hari.

Dengan tata wajah yang menawan Balai Pemuda di komplek Alun – Alun Kota Surabaya.

Bertambah nyaman dengan beragam stan kuliner tertata rapi, membuat pengunjung seni lukis Dejafu akan makin betah menghabiskan waktunya hingga larut malam.