Makna di Balik Makan Kurma Ganjil, Sunnah atau Sekadar Kebiasaan?

Makan Kurma Ganjil
Kurma (Foto Ruang.co.id)
Ruang NyaLa
Ruang NyaLa
Print PDF

Ruang.co.id – Saat bulan Ramadan tiba, kurma jadi camilan yang hampir selalu hadir di meja berbuka. Rasanya manis, lembut, dan langsung mengisi energi yang hilang setelah seharian berpuasa.

Tapi, ada satu hal yang sering jadi pertanyaan: kenapa banyak orang memilih makan kurma dalam jumlah ganjil? Tiga, lima, atau tujuh butir. Apakah ini sekadar kebiasaan, atau ada makna khusus di baliknya?

Ternyata, kebiasaan makan kurma dengan jumlah ganjil bukan hanya sekadar tradisi. Ada makna yang lebih dalam, baik dari segi sunnah Rasulullah maupun manfaat kesehatannya. Yuk, kita kupas lebih dalam!

Asal-Usul Anjuran Makan Kurma dengan Jumlah Ganjil

Dalam Islam, banyak hal yang dilakukan dengan jumlah ganjil. Salah satu contohnya adalah jumlah rakaat dalam sholat Witir yang disunnahkan ganjil. Begitu juga dengan makan kurma.

Sunnah makan kurma dalam jumlah ganjil berasal dari hadis Rasulullah ﷺ. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang ingin berbuka, hendaklah ia berbuka dengan kurma, karena ia adalah berkah. Jika tidak ada, maka dengan air, karena ia adalah penyuci.” (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)

Dalam hadis lain, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ biasa mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil, terutama saat berbuka puasa. Anjuran ini bukan tanpa alasan, karena selain mengikuti kebiasaan Nabi, ada makna spiritual dan manfaat kesehatan di baliknya.

Salah satu alasan utama makan kurma dalam jumlah ganjil adalah mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Sebagai umat Muslim, mengikuti kebiasaan Rasul bukan hanya bentuk kecintaan kepada beliau, tetapi juga cara untuk mendapatkan berkah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Islam, angka ganjil juga memiliki nilai tersendiri. Allah SWT sendiri menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Dia adalah Maha Esa, yang berarti angka ganjil memiliki keistimewaan.

Baca Juga  Tanda-Tanda Orang Baik yang Sudah Kecewa, Tak Lagi Sama

Selain itu, angka ganjil juga erat kaitannya dengan ketauhidan, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT itu satu. Dengan membiasakan makan kurma dalam jumlah ganjil, kita juga diingatkan untuk selalu mengutamakan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat Kesehatan

Bukan hanya memiliki makna spiritual, ternyata makan kurma dalam jumlah ganjil juga memiliki manfaat kesehatan.

Kurma mengandung gula alami yang mudah dicerna oleh tubuh, sehingga cepat mengembalikan energi setelah berpuasa. Kandungan seratnya juga membantu melancarkan pencernaan, sementara antioksidan yang terdapat di dalamnya bisa meningkatkan daya tahan tubuh.

Dari segi ilmu kesehatan, jumlah ganjil dalam makanan juga dikaitkan dengan efek psikologis yang lebih positif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa otak manusia lebih cepat merespons pola ganjil dibandingkan pola genap, sehingga makan dalam jumlah ganjil bisa memberikan rasa kepuasan lebih cepat.

Selain itu, mengonsumsi tiga atau lima kurma dibandingkan jumlah genap juga dianggap lebih baik dalam menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.

Lalu, muncul pertanyaan: apakah makan kurma harus selalu dalam jumlah ganjil?

Jawabannya, tidak wajib. Makan kurma dengan jumlah berapa pun tetap diperbolehkan dan tetap mendapatkan manfaatnya. Namun, jika ingin mendapatkan pahala mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, maka dianjurkan untuk mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil.

Jadi, kalau ada yang bertanya, “Kalau makan dua atau empat kurma dosa nggak?” Jawabannya tentu tidak. Tetapi, jika ingin mengikuti kebiasaan Rasulullah ﷺ, makan tiga atau lima kurma bisa jadi pilihan yang lebih baik.

Bagaimana Cara Mengamalkan Sunnah Makan Kurma?

Untuk mengamalkan sunnah ini, caranya cukup sederhana.

Saat berbuka puasa atau mengonsumsi kurma di waktu lain, pilihlah jumlah ganjil seperti tiga, lima, atau tujuh butir. Jika tidak ada kurma, bisa menggantinya dengan air sebagai pengganti berbuka, sebagaimana yang juga dianjurkan dalam hadis.

Baca Juga  Aquarius, Si Unik yang Cocoknya Bikin Penasaran! Zodiak Apa Saja Sih yang Nyambung Sama Mereka?

Selain itu, sebelum makan kurma, bisa membaca doa berbuka puasa dan niatkan dalam hati untuk mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Dengan begitu, setiap butir kurma yang dikonsumsi tidak hanya memberi manfaat bagi tubuh, tetapi juga mendatangkan berkah dalam ibadah.

Makan kurma dengan jumlah ganjil bukan sekadar kebiasaan, tetapi memiliki makna mendalam dari segi agama dan kesehatan.

Dalam Islam, angka ganjil memiliki keistimewaan, dan Rasulullah ﷺ juga menganjurkan berbuka dengan kurma dalam jumlah ganjil. Selain itu, secara kesehatan, makan dalam jumlah ganjil juga memiliki dampak positif bagi tubuh dan pikiran.

Meski tidak wajib, mengikuti sunnah ini bisa menjadi cara sederhana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, kalau nanti berbuka puasa atau sekadar ngemil kurma, coba hitung lagi jumlahnya—pastikan ganjil, ya!