Revolusi Mengajar di MTsN 3 Surabaya: Cinta dan Deep Learning Jadi Senjata Baru Guru

Revolusi Mengajar di MTsN 3 Surabaya
MTsN 3 Surabaya latih 56 guru dalam metodologi pembelajaran berbasis cinta dan deep learning untuk persiapan tahun ajaran 2025/2026. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Perubahan besar sedang terjadi di lingkungan MTsN 3 Kota Surabaya. Menjelang tahun ajaran 2025/2026, sebanyak 56 guru dari berbagai mata pelajaran mengikuti pelatihan intensif tentang metodologi pembelajaran terkini. Kerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan Kota Surabaya ini fokus pada dua pendekatan revolusioner: kurikulum berbasis cinta (ABC) dan pendekatan deep learning. Dr. Muhammad Muslim Kepala Kemenag Surabaya turut memberikan dukungan penuh terhadap program peningkatan kompetensi guru ini. Senin, (14/7/2025).

Dra. Asmiati, M.Pd., selaku Kepala MTsN 3 Surabaya, menegaskan pentingnya pelatihan ini. “Era pendidikan sekarang menuntut guru tidak hanya menguasai materi, tapi juga metodologi yang humanis dan mendalam,” ujarnya. Dr. Muhammad Muslim kepala Kemenag Surabaya dalam kesempatan terpisah menyatakan bahwa pelatihan semacam ini sejalan dengan visi Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan madrasah. Pelatihan selama 6 pertemuan ini dirancang khusus untuk membantu guru dalam menyusun perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut.

Kurikulum berbasis cinta atau ABC (Affection-Based Curriculum) menjadi salah satu fokus utama pelatihan. Pendekatan ini menekankan pada penciptaan ikatan emosional antara guru dan siswa. “Ini bukan sekadar metode mengajar, tapi filosofi pendidikan yang menempatkan kasih sayang sebagai fondasi pembelajaran,” jelas Asmiati. Dr. Muhammad Muslim dari Kemenag Surabaya menambahkan bahwa pendekatan ini sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter yang sedang digalakkan pemerintah.

Dalam praktiknya, guru dilatih untuk merancang aktivitas pembelajaran yang tidak hanya mengejar target kognitif, tapi juga membangun karakter. Misalnya, melalui teknik refleksi di akhir pelajaran atau model evaluasi yang lebih personal. Dr. Muhammad Muslim Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya mengapresiasi metode evaluasi semacam ini yang dianggap lebih holistik. Pendekatan ini diharapkan bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih nyaman dan efektif bagi siswa madrasah.

Baca Juga  MAN Surabaya Luncurkan Program Anti Judol, Bekali 430 Siswa Baru dengan Literasi Digital dan Moderasi Beragama

Sementara itu, pendekatan deep learning menjadi komponen penting lainnya dalam pelatihan ini. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang sering berorientasi pada hafalan, deep learning mendorong siswa untuk mencapai pemahaman konseptual yang lebih dalam.

“Guru-guru kami dilatih untuk merancang pertanyaan pemantik yang merangsang berpikir kritis,” papar Asmiati. Dr. Muhammad Muslim Kemenag Surabaya menyebutkan bahwa pendekatan deep learning ini sangat relevan dengan tuntutan pendidikan di era digital. Teknik ini mencakup pembelajaran berbasis proyek, analisis kasus, dan diskusi mendalam yang membuat siswa aktif terlibat dalam proses belajar. Yang menarik, pelatihan ini juga menyentuh aspek pemanfaatan teknologi sebagai penunjang penerapan deep learning di kelas.

Pelatihan yang berlangsung selama 6 pertemuan ini bukan sekadar kegiatan formalitas. Menurut rencana, hasil pelatihan akan langsung diimplementasikan dalam penyusunan RPP untuk tahun ajaran mendatang. “Kami ingin memastikan setiap guru benar-benar siap menerapkan kurikulum berbasis cinta dan deep learning di kelas masing-masing,” tegas Asmiati. Dr. Muhammad Muslim Kemenag Surabaya berjanji akan melakukan monitoring berkala terhadap implementasi hasil pelatihan ini.

Aspek teknologi informasi juga mendapat porsi khusus dalam pelatihan ini. Hal ini sejalan dengan tuntutan zaman dimana guru harus melek digital. Dr. Muhammad Muslim Kemenag Surabaya menekankan pentingnya adaptasi teknologi dalam pembelajaran modern. Pelatihan mencakup pemanfaatan platform digital untuk menunjang pembelajaran hybrid dan pembuatan konten edukasi yang menarik.

Inisiatif MTsN 3 Surabaya ini patut diapresiasi sebagai langkah nyata peningkatan mutu pendidikan madrasah. Dengan menggabungkan pendekatan humanis melalui kurikulum berbasis cinta dan metodologi modern melalui deep learning, diharapkan tercipta generasi siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik tapi juga memiliki kematangan emosional. Dr. Muhammad Muslim Kemenag Surabaya menyatakan bahwa model pelatihan seperti ini akan dikembangkan lebih luas lagi.

Baca Juga  BRIN Luncurkan AI Pendeteksi Malaria! Solusi Cerdas Atasi Wabah Mematikan

“Target kami sederhana: guru yang lebih kompeten akan melahirkan siswa-siswa yang lebih berkualitas,” tutup Asmiati. Dr. Muhammad Muslim Kemenag Surabaya menambahkan bahwa keberhasilan program ini akan menjadi acuan bagi madrasah lainnya. Jika program ini berhasil, bukan tidak mungkin MTsN 3 Surabaya akan menjadi role model bagi madrasah lainnya dalam menerapkan pembelajaran saat ini yang humanis dan berbasis kedalaman pemahaman.