Data Terbaru, Pengguna PayLater di Indonesia Capai 16,5 Juta, Gen Z Paling Aktif

gen z terbanyak pengguna paylater
Pengguna PayLater di Indonesia 2024 didominasi oleh Gen Z dan Milenial dengan total 16,5 juta pengguna.
Ruang Sely
Ruang Sely
Print PDF

Surabaya, Ruang.co.id – Data terbaru dari PT Pefindo Biro Kredit (IdScore) mengungkap fakta menarik tentang perilaku pengguna layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau PayLater di Indonesia sepanjang tahun 2024. Dengan jumlah debitur mencapai 16,5 juta orang, layanan ini semakin populer, terutama di kalangan generasi Milenial dan Gen Z.

Direktur Utama IdScore, Tan Glant Saputrahadi, menyebutkan bahwa Milenial (kelahiran 1981–1996) menyumbang 48,27% dari total pengguna PayLater. Tidak kalah aktif, Gen Z (kelahiran 1997–2012) menyumbang 39,94%. Generasi X (1965–1980) berada di posisi ketiga dengan kontribusi 11,35%.

“Kalau dari sisi pengguna, pengguna itu yang paling banyak memakai itu Gen Z dan Gen Milenial,” ujar Glant dalam Media Gathering di Jakarta, 16 Januari 2025.

Tren Penggunaan dan Preferensi Transaksi

Jumlah fasilitas kredit yang digunakan oleh para debitur PayLater juga cukup menarik. Rata-rata pengguna memiliki tiga fasilitas kredit aktif dengan total portofolio mencapai Rp35,14 triliun per November 2024. Angka ini meningkat signifikan sebesar 24,53% dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi tujuan, transaksi melalui QRIS mendominasi dengan kontribusi 41,9%, diikuti oleh pembelian e-commerce sebesar 33%, tiket dan hotel 21,1%, serta pembelian langsung di toko (seperti ponsel dan elektronik) sebesar 4%. Angka ini menunjukkan bahwa layanan PayLater bukan hanya soal belanja, tetapi juga untuk kebutuhan gaya hidup lainnya.

Penurunan Kredit Macet dan Regulasi Ketat

Meskipun penggunaan PayLater meningkat, tingkat risiko kredit macet atau non-performing loan (NPL) justru mengalami penurunan. Pada November 2024, NPL tercatat turun dari 6,66% menjadi 3,21%.

Menurut Glant, beberapa faktor yang mendukung penurunan ini adalah masuknya bank umum ke industri BNPL, yang membawa pengelolaan kredit lebih profesional. Skema loan channelling dari bank serta penerapan regulasi yang lebih ketat juga ikut memengaruhi, termasuk pembatasan usia minimum, status pernikahan, dan penghasilan pengguna.

“Kesadaran dari pengguna terhadap risiko kredit paylater juga meningkat. Itu jadi faktor penting,” kata Glant. Sebagai catatan, total penyelesaian kredit macet di layanan pendanaan berbasis teknologi (LPBBTI) turun dari Rp1,24 triliun menjadi Rp0,55 triliun pada tahun 2024.

Milenial dan Gen Z: Dominasi Digital Masa Depan

Survei pengguna PayLater di Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas pengguna adalah kelompok digital-savvy seperti Milenial dan Gen Z. Hal ini tidak mengherankan mengingat kedua generasi ini sangat akrab dengan teknologi, pembayaran digital, dan pola konsumsi modern.

Para pengguna muda ini juga menyukai kemudahan yang ditawarkan PayLater untuk berbagai keperluan, mulai dari belanja e-commerce hingga perjalanan. Salah satu layanan yang populer adalah Shopee PayLater, yang banyak digunakan oleh Gen Z untuk pembelian harian.

Kesimpulan: Tren PayLater di Indonesia 2024

Layanan PayLater kini menjadi salah satu pendorong utama dalam ekosistem transaksi digital di Indonesia. Dengan dominasi Gen Z dan Milenial, serta pengelolaan kredit yang semakin baik, masa depan layanan ini tampak semakin cerah. Apakah kamu salah satu dari 16,5 juta pengguna PayLater? Jika iya, pengalamanmu pasti menarik untuk dibagikan.

Dukung terus perkembangan teknologi finansial ini, tetapi jangan lupa untuk selalu bijak dalam menggunakan kredit digital!