Polemik Proyek RSUD Sedati: Dinkes Sidoarjo Keluarkan SP pada Kontraktor PT. Ardi Tekindo Perkasa

Dinkes keluarkan SP
Pembangunan RSUD Sedati Sidoarjo terhambat. Dinkes keluarkan SP ke kontraktor PT Ardi Tekindo Perkasa usai progres proyek dinilai lamban. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Sidoarjo, Ruang.co.id – Impian Bupati Subandi untuk segera mempunyai rumah sakit baru milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, masih terganggu hal teknis pekerjaan di lapangan.

RSUD Sedati nama rumah sakit itu, proses pembangunannya tidak hanya mengecewakan Bupati Subandi. Kondisi riil di lapangan, sejak Juli 2025 hingga sekarang Tiang Pancang belum juga tertancap tegak lurus.

Sudah sekitar tiga bulan berjalan, semestinya target pengerjaan kisaran 10 hingga 20 persen, belum tercapai. Analisa pihak pemberi proyek, hanya sekitar 3 persen.

Tentu saja ini membuat gusar dan memusingkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Sidoarjo. Nama baik OPD tentunya menjadi pertaruhannya.

Sontak saja pihak Dinkes langsung melakukan evaluasi serius beberapa hal, terhadap sang kontraktor yakni dari PT. Ardi Tekindo Perkasa (ATP).

ā€œPertama evaluasi tiap minggu dengan oleh tim percepatan, PPK, MK. Kedua, evaluasi Progres pembangunan,ā€ ujar dr. dr. Lakshmie Herawati Yuwantina, Plt. Kepala Dinkes Sidoarjo.

Bahkan tak tanggung – tanggung, kepada Ruang.co.id, dr. Lakhsmie mengatakan kalau Ia sudah memberikan Surat Peringatan (SP) kepada kontraktor pelaksana PT. ATP.

Dinkes Sidoarjo terpaksa melayangkan SP entah yang keberapa kalinya, lantaran dua hal evaluasi serius, kenyataan di lapangan tidak merubah semangat kerja dan kinerja kontraktor pelaksana. Target progres pemberi proyek, sepertinya tak kunjung diindahkan.

Fakta di lapangan, Kamis siang (25/9/2025) sehari setelah Bupati Subandi sidak lapangan, pekerjaan proyek terkesan lamban. Material on site masih menumpuk dan alat berat pemasangan pancang di hamparan lahan pembangunan rumah sakit seluas 5.000 meter persegi.

Baca Juga  Pembangunan RSUD Sedati Tuai Polemik, Visi Misi Bupati Terganggu dan Kontraktornya Terancam Putus Kontrak

Tidak tampak Direksi Gate terpampang sebagai kantor operasional pekerjaan di lapangan, yang tampak bangunan kayu berukuran kecil dari triplek dan kayu seperti pos jaga.

Bonar, nama yang disebut-sebut sebagai Pimpinan Proyek (Pimpro) lapangan, siang itu juga tidak tampak batang hidungnya, saat Ruang.co.id mencarinya di lokasi proyek.

Tidak ada aktivitas pekerjaan proyek, tak terdengar deru mesin alat berat pemasangan pancang, mungkin sedang istirahat, hanya menjumpai tiga orang berpakaian proyek lapangan berada di pos jaga di gerbang proyek.

Dari mereka tidak ada yang mengaku bernama Bonar, mungkin saja salah satu diantara mereka ada di situ, tatkala Ruang.co.id menanyakan keberadaannya kepada dua orang yang baru datang mengendarai motor. Orang berambut putih yang ada di pos memberikan isyarat tangan untuk mengatakan ā€œpak Bonar tidak ada dan tidak tahu ada dimanaā€.

Kesan menutup diri dan hemat menjawab, itu yang mereka lakukan. Tidak ada konfirmasi apapun dari pihak kontraktor pelaksana dari PT. ATP.

Padahal, untuk menemui Bonar langsung saja di lokasi proyek, petunjuk dari pihak kantor perusahaannya yang ada di Surabaya.

Bahkan admin kantor juga mengatakan. Roni Pujiantoro selaku Direktur Utama (Dirut) kontraktor itu, juga sering di lokasi proyek, dan jarang datang ke kantor admin di Jalan Gayungsari VII/12, Gayungan, Surabaya.

Terdapat catatan tentang kontraktor PT. ATP, perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997. Konon boss owner atau pemilik perusahaan kontraktor ini, tinggal di Malang.

Kontraktor ini juga memiliki berbagai sertifikasi mutu dan manajemen seperti ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 37001, serta menerapkan SMK3 (sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja), seperti biasanya berkas dokumen penawaran yang tercantum dalam LPSE dengan nama tender ā€œModal Pembangunan RSUD Sedatiā€.

Beberapa catatan proyek yang pernah dikerjakannya, tahun 2019, perusahaan ini memenangkan lelang ulang proyek pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Sleman dengan nilai penawaran sekitar Rp 91,85 milyar.

Pernah mengerjakan proyek pembangunan terminal Bandara UMK Waingapu (Sumba Timur) senilai sekitar Rp 68,3 miliar, pernah dikabarkan belum selesai tepat waktu.

Kontraktor ini juga pernah mengerjakan proyek RS Balikpapan Barat, perusahaan ini juga lagi – lagi mendapatkan perpanjangan waktu 180 hari tanpa denda, karena hambatan lahan dan progres yang baru mencapai 12 persen pada awal 2025

Catatan pekerjaan terkesan lamban, kini juga terwariskan pada proyek pembangunan RSUD Sedati, Sidoarjo.

Proyek pembangunannya senilai hampir Rp.60 miliar, dengan target penyelesaian Desember tahun ini, membuat Plt Kepala Dinkes Sidoarjo dr Lakhmie masih ketar – ketir, terkesan tidak aman dan nyaman baginya.

Ia bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPkom), terus melakukan monitoring (pengawasan ketat) di lapangan.

ā€œHampir setiap hari kami rapat, selain juga mengawasi pekerjaan di lapangan. Dan sepekan sekali kami juga mengadakan rapat evaluasi dengan pihak konsultan maupun kontraktornya. Kita bahas progresnya, dan rencana pekerjaan ke depannya, berikut bila ada kendala di lapangan,ā€ ujar dr. Lakhmie.

ā€œMaaf, sekarang tidak bisa wawancara, saya ada urusan penting, tidak tau selesainya jam berapa,ā€ imbuh pungkasnya seraya bertambah kesibukan dn bergegas meninggalkan kantor, Kamis (25/9/2025).

Pihaknya berharap pembangunan RSUD Sedati dapat rampung sesuai target progresnya, lantaran proyek itu merupakan program prioritas Bupati Subandi sebagai langkah strategis pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat ini dapat berjalan dengan baik.