PPAT Jatim Bersatu Dukung Ekonomi Perikanan Air Tawar

PPAT Jatim
PPAT Jatim deklarasikan dukungan untuk penguatan sektor perikanan air tawar. Foto: Istimewa
Mascim
Mascim
Print PDF

Ruang.co.id – Dalam upaya memperkuat sektor perikanan air tawar, Paguyuban Petambak Air Tawar (PPAT) Jawa Timur menggelar deklarasi dukungan terhadap program pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan. Acara yang berlangsung di Desa Kalipucung, Kabupaten Blitar ini menjadi momentum penting bagi pengembangan ekonomi berbasis perikanan di wilayah Jawa Timur. Kamis, (26/6/2025).

Sektor perikanan air tawar di Jawa Timur telah membuktikan kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian daerah. Data terbaru menunjukkan bahwa subsektor ini menyumbang tidak kurang dari Rp1,2 triliun terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi. Pertumbuhan yang stabil sebesar 5,3% per tahun mengindikasikan potensi besar yang masih bisa digali lebih dalam.

Blitar sebagai salah satu sentra produksi utama mencatatkan produksi mencapai 12.000 ton ikan per tahun. Komoditas unggulan seperti nila dan lele menjadi penyumbang utama dalam angka produksi tersebut. Widia Apriliandra, Koordinator PPAT Jatim, menegaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari kerja keras para petambak yang tersebar di berbagai wilayah.

Meski memberikan kontribusi besar, para pelaku usaha perikanan air tawar masih menghadapi berbagai kendala yang memerlukan perhatian serius. Biaya pakan yang mencapai 60-70% dari total biaya produksi menjadi beban utama yang mempengaruhi margin keuntungan petambak. Selain itu, ketergantungan pada sistem pemasaran tradisional melalui tengkulak juga membatasi akses petambak terhadap pasar yang lebih menguntungkan.

Adopsi teknologi dalam budidaya ikan air tawar juga masih perlu ditingkatkan. Saat ini, baru sekitar 30% petambak yang menerapkan sistem budidaya intensif dengan memanfaatkan teknologi modern. Padahal, penerapan teknologi tepat guna bisa meningkatkan efisiensi produksi secara signifikan.

Menyikapi berbagai tantangan tersebut, pemerintah provinsi telah menyiapkan sejumlah program pendukung. Alokasi bantuan alat senilai Rp3,5 miliar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi salah satu bentuk nyata dukungan terhadap pengembangan usaha perikanan air tawar. Program pelatihan budidaya intensif juga digelar untuk meningkatkan kapasitas 500 petambak di wilayah Blitar, Malang, dan Tulungagung.

Baca Juga  Jejak Hijau Pesantren Jatinom Menuju Tahta Eco Pesantren 2025

Digitalisasi pemasaran menjadi fokus penting dalam strategi pengembangan ke depan. Dengan hanya 30% petambak yang telah memanfaatkan platform e-commerce, masih terbuka peluang besar untuk memperluas akses pasar. Kemitraan strategis dengan pelaku UMKM juga digalakkan untuk mengembangkan berbagai produk olahan berbahan baku ikan air tawar.

Widia Apriliandra menekankan pentingnya menjaga solidaritas di antara para petambak. “Kekuatan kita terletak pada kebersamaan. Dengan saling mendukung, kita bisa menghadapi berbagai tantangan bersama-sama,” ujarnya. Deklarasi ini diharapkan bisa menjadi momentum untuk memperkuat jaringan antar petambak di seluruh Jawa Timur.

Lahan tambak seluas 4.000 hektar yang tersebar di Jawa Timur menyimpan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Peningkatan kapasitas pengolahan hasil perikanan menjadi peluang investasi yang menjanjikan, mengingat saat ini 70% produksi masih dijual dalam bentuk mentah. Pengembangan produk turunan seperti kerupuk ikan dan abon bisa meningkatkan nilai tambah secara signifikan.