Ruang.co.id – Surabaya menjadi saksi sebuah momen langka yang jarang terulang. Dahlan Iskan, mantan bos Jawa Pos Group yang karismatik, tiba-tiba menggebrak dengan aksi sedekah pribadi Rp1 miliar untuk hampir 400 pensiunan JP Group. Tapi siapa sangka, uang itu justru menjadi pemicu sebuah gerakan solidaritas tak terduga. Para penerima sedekahāyang sebagian besar hidup dalam keterbatasan ekonomiājustru berinisiatif patungan untuk menyelenggarakan Reuni Akbar Cowas JP XII di Hotel Sahid Surabaya.
Acara yang digelar akhir April 2025 itu bukan sekadar reuni biasa. Sebanyak 160 mantan karyawan dari berbagai liniāwartawan veteran, staf percetakan, hingga sopir truk distribusiāberkumpul dengan cerita pilu nan inspiratif. Beberapa datang dengan kursi roda, sementara para warakawuri (janda pensiunan) hadir dengan setia, membuktikan bahwa ikatan emosional mereka dengan JP Group tak pernah pudar.
Minar, koordinator penyaluran sedekah, berkisah dengan nada haru: “Bantuan Pak Dahlan ini menyentuh yang paling membutuhkanāteman-teman yang sakit dan janda yang terlupakan.” Yang membuat kisah ini semakin mengharukan, Rp16,9 juta dana patungan terkumpul dari 135 pensiunan yang justru sedang berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Di balik tawa dan pelukan, tersimpan ironi pahit. Hanya 10-20% peserta yang hidup berkecukupan, sementara sisanya bergulat dengan hidup serba pas-pasan. Yang lebih menyakitkan, hak mereka atas 20% saham karyawanāyang seharusnya menjadi jaminan masa tuaāternyata raib tanpa kejelasan. Reuni ini pun berubah menjadi ruang kritik halus terhadap manajemen perusahaan yang dianggap melupakan jasa para pionir.
Puncak acara adalah pemilihan ketua Cowas JP yang berlangsung penuh kehangatan. Soekoto, sang pejuang hak-hak pensiunan, terpilih kembali secara aklamasi. Ini menjadi pertanda kuat bahwa semangat kolektif para eks karyawan tetap menyala, meski dihimpit berbagai ketidakadilan.
Kisah ini meninggalkan pesan mendalam bagi dunia korporasi Indonesia. Solidaritas dan rasa syukur ternyata bisa menjadi senjata ampuh melawan kesulitan. Bagi para pensiunan JP Group, reuni ini bukan sekadar acara nostalgia, melainkan bukti nyata bahwa ikatan manusiawi tak ternilai harganyaābahkan di tengah keterpurukan ekonomi.

