Ruang.co.id – “Singsot” adalah film horor dari legenda urban tentang suara siulan misterius yang banyak meyakini dapat memanggil makhluk halus. Film ini mengisahkan tentang sekelompok remaja yang tanpa sengaja membangkitkan teror “Singsot” saat mereka melakukan perjalanan ke sebuah desa terpencil.
“Singsot: Siulan Kematian” merupakan film horor Wahyu Agung Prasetyo sebagai sutradara, dengan naskah oleh Vanis dan Wahyu Agung Prasetyo. Clock Work Films memproduksi film ini bekerja sama dengan Ravacana Films. Hadirnya Ardhana Jovan yang berperan sebagai Ipung, Landung Simatupang sebagai kakek, dan Sri Isworowati sebagai nenek. Film ini mengangkat kisah yang kental dengan budaya lokal dan mitos yang berkembang di masyarakat, khususnya tentang larangan bersiul di malam hari.
Sinopsis Lengkap
Ipung (Ardhana Jovan) hidup di sebuah desa asri bersama kakek (Landung Simatupang) dan neneknya (Sri Isworowati). Warga desa memegang teguh mitos bahwa bersiul di malam hari dapat mendatangkan malapetaka dari makhluk halus. Kakek dan nenek Ipung selalu mengingatkannya untuk tidak bersiul saat malam tiba.
Namun, Ipung tidak percaya dengan mitos tersebut. Suatu hari, ia nekat bersiul saat senja, melanggar larangan yang ada. Sejak saat itu, Ipung mengalami kejadian-kejadian aneh dan teror yang semakin intens. Ia bahkan melihat sosok misterius yang mengintai rumahnya.
Teror yang dialami Ipung semakin mengancam nyawanya. Ia menyadari bahwa ia terkena kutukan yang tidak bisa ia hentikan. Ipung harus memilih antara mati atau menumbalkan raganya ke alam gaib. Jika tidak, ia harus menemukan orang lain yang bersedia menggantikan posisinya agar kutukan itu hilang.
Film ini akan membawa penonton merasakan suasana mencekam dan misterius dengan mengangkat budaya lokal dan mitos yang dipercaya masyarakat.
“Singsot” tidak hanya menawarkan kengerian dan ketegangan, tetapi juga mengangkat nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Film ini mengingatkan kita untuk menghormati kepercayaan dan legenda warisan nenek moyang kita.
Selain itu, film ini juga memberikan pesan moral tentang pentingnya menjaga lisan dan tidak sembarangan mengeluarkan suara, terutama di tempat-tempat yang sakral. Suara siulan dalam film ini menjadi simbol dari perkataan yang tidak terkendali dan dapat membawa malapetaka.
Dengan sinematografi yang apik, efek suara yang mencekam, dan akting yang memukau dari para pemain, “Singsot” berhasil menciptakan suasana horor yang kuat dan membuat penonton terpaku di kursi bioskop.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan kengerian “Singsot” di bioskop Surabaya mulai tanggal 14 Maret. Bersiaplah untuk merinding dan merasakan teror suara siulan yang menghantui!