Ruang.co.id – Pasca integrasi Pelindo, transformasi bisnis dan operasional terus menunjukkan hasil positif. Salah satu buktinya adalah keberhasilan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), dalam menerapkan standarisasi operasional berbasis Planning and Control (P&C). Strategi ini sukses meningkatkan kinerja penanganan kapal bermuatan penuh (full and down), mendukung visi Pelindo untuk menciptakan pelabuhan nasional yang efisien dan kompetitif di pasar global.
Implementasi Planning and Control menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi operasional TPS. Model ini mengedepankan perencanaan detail dan pengawasan terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bongkar muat kapal. Menurut Rino Wisnu Putro, Direktur Operasi TPS, pendekatan ini efektif mengurangi gangguan di lapangan dan mempercepat proses sandar serta muat kapal, terutama untuk kapal bermuatan penuh.
“Dengan Planning and Control, kami mampu meminimalkan broken stowage (ruang tak terisi) dan memaksimalkan pemanfaatan ruang palka kapal,” ujar Rino.
Penanganan kapal full and down memiliki tantangan tersendiri, seperti perubahan stowage plan dan klasifikasi muatan. Untuk mengatasi hal ini, TPS menerapkan beberapa strategi:
- Koordinasi Internal: Memperkuat kolaborasi antara tim perencanaan kapal dan tim pengawasan bongkar muat.
- Pemisahan Muatan: Mengidentifikasi dan memisahkan muatan yang berpotensi mengubah rencana pemuatan.
- Klasifikasi Berat Peti Kemas: Memudahkan penataan muatan di atas kapal.
- Evaluasi Performa Harian: Sebagai bagian dari continuous improvement.
Hasil penerapan strategi ini terlihat nyata. Pada kapal Brickell yang menuju Singapura dan Tanjung Pelepas, produktivitas yang diukur melalui Boxes per Ship per Hour (BSH) meningkat dari 39,76 box per jam (5 Februari 2025) menjadi 57,74 box per jam (13 Maret 2025), atau naik 31 persen.
Selain itu, waktu sandar kapal (Port Stay) juga berkurang dari 28,17 jam menjadi 25,97 jam, menciptakan efisiensi sebesar 8 persen. Hal ini berdampak langsung pada penurunan biaya logistik dan peningkatan daya saing pelabuhan.
Setyawan Nurhadi, Operations PT Pelayaran Bintang Putih (Agen Kapal Brickell), memberikan apresiasi positif terhadap perbaikan layanan TPS. “Kami sangat menghargai upaya TPS dalam meningkatkan penanganan kapal full and down,” ujarnya.
Sebagai bagian dari SPTP, TPS memiliki peran strategis dalam mendukung visi Pelindo untuk menjadi operator terminal petikemas berkelas dunia. Targetnya, pada tahun 2029, total trafik mencapai 15,7 juta TEUs.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, mendukung terwujudnya sistem logistik nasional yang modern dan kompetitif,” tegas Rino.
TPS adalah penyedia layanan jasa logistik, khususnya petikemas ekspor-impor di Indonesia. Sebagai bagian dari PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), TPS merupakan terminal pertama di Indonesia yang menerapkan standar keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan (ISPS Code) sejak Juli 2004.
Pasca integrasi Pelindo I, II, III, dan IV pada 1 Oktober 2021, TPS terus berinovasi dan melakukan standarisasi layanan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.