Surabaya Rebut Empat Penghargaan Pariwisata

Penghargaan Pariwisata
Kota Surabaya memborong empat penghargaan di ajang ITMW 2025 berkat strategi pariwisata berbasis SDGs, memperkuat citra kota global. Foto: Istimewa
Ruang Nurudin
Ruang Nurudin
Print PDF

Ruang.co.id – Kota Surabaya menegaskan diri sebagai kota pariwisata yang tak hanya mengejar jumlah kunjungan, tetapi juga membumi dalam kesejahteraan warga dan pelestarian budaya.

Dalam ajang The 1st Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) 2025 yang digelar di Bali, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil meraih empat penghargaan sekaligus, mengalahkan banyak kota besar lain di Indonesia.

Menurut Farah Andita Ramdhani, Kepala Bidang Pariwisata Disbudporapar Surabaya, keberhasilan ini datang karena ā€œstrategi pariwisata Surabaya berjalan efektif dan berdampak luasā€.

ā€œAlhamdulillah, Surabaya berhasil unggul di empat dimensi utama, yaitu People (Masyarakat), Prosperity (Kesejahteraan), Peace (Kedamaian dan Budaya), dan Partnership (Kemitraan),ā€ ujar Farah.

Keempat dimensi tersebut, mencerminkan indikator 5P dari pembangunan berkelanjutan, yang kini menjadi tolok ukur pariwisata modern.

People atau masyarakat sebagai subjek bukan objek. Surabaya unggul lewat program seperti Museum Goes to School dan penggunaan teknologi Augmented Reality di Museum Rombeng Lima Kota (RLBK).

Farah mengatakan, ā€œInisiatif ini membuat sejarah Kota Surabaya lebih mudah diakses dan menarik bagi generasi mudaā€.

Prosperity – ekonomi lokal tumbuh lewat wisata. Terang Farah, event seperti Festival Rujak Uleg dan Surabaya Vaganza, serta kedatangan kapal pesiar dan acara Table Top and Beyond di Makassar, menjadi pemicu tumbuhnya UMKM wisata.

Peace – budaya dan kerukunan sebagai pondasi. Imbuh penjelasannya. Surabaya dinilai berhasil lolos kurasi Kharisma Event Nusantara (KEN) dan menggelar City Tour di Munas VII APEKSI 2025 yang memperkuat ikatan antar-daerah.

Menurut Farah, Partnership – kolaborasi sebagai kunci. Kota ini mengintegrasikan paket tur dengan hotel, operator bus, influencer digital, serta kerja sama internasional, misalnya famtrip dengan untuk pasar mancanegara.

Farah menegaskan, bahwa pengakuan dari ITMW 2025 menjadi alat promosi utama untuk memperkuat citra Surabaya sebagai ā€œKota Global yang akuntabel, kaya budaya, dan peduli terhadap pembangunan berkelanjutanā€.

Lebih jauh, Disbudporapar Surabaya telah menetapkan indikator kunci untuk mengukur efektivitas promosi, kenaikan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara, tingkat hunian kamar hotel (TPK), dan traffic digital pada situs & media sosial pariwisata Surabaya.

Jika semua naik, maka bukan hanya penghargaan yang bisa dibanggakan, tetapi juga manfaat nyata untuk warga kota.

Momentum ini memberi harapan bagi kota-kota lain, bahwa pariwisata yang kuat bukan soal destinasi alam saja, tetapi soal tata kelola yang berpihak pada masyarakat, budaya dan lingkungan.

Surabaya menolak jadi konsumen pariwisata semata, kota ini memilih menjadi pelaku yang punya suara. Dan kini ia mengajak kota-kota lain untuk mengikuti jejaknya.

Dengan demikian, Surabaya tidak hanya ā€œmenerima penghargaanā€, Surabaya memanggil publik, warga, wisatawan dan investor untuk menjadi bagian dari narasi besar yang dibangunnya, pariwisata berkelanjutan yang bermakna.